Penulisan Nama dan Gelar dalam Skripsi/Thesis
Written by Ari Julianto
Dalam penulisan sebuah skripsi/thesis, nama dosen besertagelarnya jangan dianggap sepele oleh para mahasiswa. Pernah suatu ketika seorang dosen tidak mau menandatangani proposal si mahasiswa oleh karena nama dan gelarnya salah ditulis.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan mahasiswa ketika menulisnama-nama dosen dalam sebuah proposal skripsi/thesis. Pertama adalah nama si dosen yang terdaftar di fakultas. Perhatikan apakah tertulis Ahmad Syahfrizal, Akhmad Syahfrizal, Ahmad Sahfrizal atau A. Syahfrizal. Kedua marga (surname), apakah disingkat atau lengkap. Misalnya, Nasution atau Nst.? Hasibuan atau Hsb?. Yang ketiga adalah gelar akademik dan gelar lainnya.
Untuk gelar akademik dan gelar lainnya menurut EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) yaitu merujuk pada aturan tentang penulisan singkatan dengan pemakaian tanda titik (.), dan pemakaian tanda koma (,).
Semasa saya bekerja sebagai editor berita di sebuah surat kabar, tanda titik dan koma untuk gelar ditiadakan. Hal itu untuk mempermudah pembaca berita dan mengurangi kesalahan tanda baca. Berikut saya mencoba memberikan cara bagaimana mahasiswa menulis nama dan gelar dosen.
1. Periksalah nama dosen dalam daftar staf pengajar akademi. Bila perlu tanyakan langsung kepada dosen yang bersangkutan,
2. Untuk marga (surname), jika namanya pendek dapat ditulis lengkap, misalnya Lubis, Koto dan sebagainya. Jika marganya terlalu panjang boleh disingkat namun alangkah lebih baiknya tanyakan langsung kepada dosen yang bersangkutan,
3. Setiap gelar ditulis dengan tanda titik sebagai pemisah antar huruf pada singkatan gelar yang dimaksud.Misalnya
Dr.Ari Julianto
4. Antara nama orang dan gelar (di belakang) yang disandangnya, dibubuhi tanda koma.Misalnya
Ari Julianto, S.Pd.
5. Jika di belakang nama orang terdapat lebih dari satu gelar, maka di antara gelar-gelar tersebut disisipi tanda koma.Misalnya
Ari Julianto, S.Pd., M.Hum.
6. Jika di antara nama dan gelar tidak dibubuhi tanda koma, maka penulisan gelar tersebut salah dan singkatan tersebut tidak bermakna gelar, melainkan bisa bermakna nama keluarga, marga, dan sebagainya. Misalnya
Ahmad Syahfrizal SH (tanpa koma di antara nama dan SH) bisa berarti Ahmad Syahfrizal Sultan Hamid dan sebagainya,
7. Setiap akademik memiliki pedoman tata cara penulisan sendiri. Berpedomanlah pada panduan penulisan skripsi tersebut sebab bisa jadi berbeda dengan akademik lainnya. Misalnya nama dosen harus huruf kapital semuanya. Contoh
Dr. Ari Julianto, S.Pd., M.Hum atau
Dr. ARI JULIANTO, S.Pd., M.Hum
Secara pribadi, saya ingin mengimbau kepada para dosen yang namanya memiliki lebih dari dua suku kata agar bisa mempermudah mahasiswa untuk menulis nama dan gelarnya. Para mahasiswa akan mengalami kesulitan untuk menata posisi nama dan gelar dosen yang terlalu panjang dalam skripsi/thesis atau berkas lainnya. Mari kita pertimbangkan nama di bawah ini
Muhammad Bambang Syahputra Nasution
Ketika dimasukkan lengkap nama dan semua gelarnya sudah tentu akan memakan tempat tersendiri. Jika ia seorang profesor, maka namanya akan ditulis lengkap seperti di bawah ini
Prof.Dr. Muhammad Bambang Syahputra Nasution, S.Pd., M.Hum.
alternatif setelah dipersingkat kemungkinan bisa menjadi
Prof.Dr.M.Bambang Syahputra Nst, S.Pd., M.Hum.
Akan tetapi, kembali lagi tanyakan langsung kepada dosen yang bersangkutan sebab nama adalah jati diri, gelar adalah harga diri. Jadi jika terdapat sedikit kesalahan, maka yang bersangkutan merasa keduanya tidak ada.
Demikianlah pembahasan kali ini. Semoga bermanfaat. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar