Ari Julianto says:


You may copy and share the contents in my blog, but please cite my blog address as your reference. I only accept the comments that relate to the postings in this blog. For private and personal issues, you may contact me at
mr.ari69@gmail.com

Tampilkan postingan dengan label Langkah Awal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Langkah Awal. Tampilkan semua postingan

Welcome to My Blog





       WELCOME TO MY BLOG
 
Assalamualaikum Wr Wb,
Salam Sejahtera semuanya,

Blog ini dimaksudkan untuk menjadi salah satu media berbagi ilmu bagi siapa saja, baik itu untuk para mahasiswa/i FKIP Bahasa Inggris pada khususnya maupun untuk diri saya sendiri. Disini kita bisa berbagi informasi, ilmu dan solusi untuk penulisan skripsi FKIP Bahasa Inggris.

 Sesuai dengan latar belakang pendidikan saya, maka blog ini hanya ditujukan bagi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris. Namun, tidak tertutup bisa dimanfaatkan juga di jurusan lainnya.

Anda boleh mengutip isi dari postingan blog saya, namun tolong cantumkan alamat blog saya sebagai sumbernya. Saya menerima komentar, kritik dan saran bersifat pengembangan diri tanpa mengandung SARA yang berkaitan dengan posting yang saya tampilkan. Jika ada sesuatu hal yang ingin disampaikan secara pribadi, Anda bisa menghubungi saya melalui email di mr.ari69@gmail.com

Terima kasih bagi Anda yang telah mengunjungi blog saya ini terutama yang telah memberi komentarnya. Saya memang tak layak disebut sebagai pakar di bidang ini, tapi saya punya prinsip 'Ilmu yang sedikit akan sangat berguna jika itu untuk kebaikan orang lain'. Semoga blog ini bermanfaat.


              Wassalam

              ARI JULIANTO
Medan, North Sumatra, Indonesia 

                                               

ABOUT ME
I'm just a down to earth teacher in English subjects and a journalist in a local newspaper as an editor for International news. I love English with its implementations in educational research. That's why sharing my knowledge with other people and help those who need my help is an obligation from Allah to me.  Mostly, I love reading and writing either in Indonesian or English (Once I became the 3rd winner in Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Mahasiswa). For enjoyment, I love singing Hindustani songs (Two times I became the 1st winner in Lomba Lagu Hindustani in my local radio station). Nothing much I can inform you about me as I'm just an ordinary person who has the less (that should be forgiven) and the more (that should not be  proud of).




Bentuk Tes Tertulis


                BENTUK TES TERTULIS


by Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang-Depdiknas in Panduan Penulisan Soal Pilihan Berganda. Balitbang. 2007. pp 11-14.

1. Bentuk Tes Tertulis
Soal tes tertulis dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
a. soal dengan memilih jawaban yang sudah disediakan (bentuk soal pilihan ganda, benar-salah), dan
b. soal dengan memberikan jawaban secara tertulis (bentuk soal isian, jawaban singkat dan uraian).

Dilihat dari bentuk soalnya, tes tertulis dapat dikelompokkan menjadi
a. Tes tertulis objektif seperti pilihan ganda dan isian, dan
b. Tes tertulis non-objketif seperti bentuk soal uraian non-objketif.

2. Bentuk Soal Pilihan Ganda
Soal pilihan ganda merupakan bentuk soal yang jawabannya dapat dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disedikan. Kontruksinya terdiri dari pokok soal dan pilihan jawaban. Pilihan jawaban terdiri atas kunci dan pengecoh. Kunci jawaban harus merupakan jawaban benar atau paling benar sedangkan pengecoh merupakan jawaban tidak benar, namun daya jebaknya harus berfungsi, artinya siswa memungkinkan memilihnya jika tidak menguasai materinya.
Soal pilihan ganda dapat diskor dengan mudah, cepat, dan memiliki objektivitas yang tinggi, mengukur berbagai tingkatan kognitif, serta dapat mencakup ruang lingkup materi yang luas dalam suatu tes. Bentuk ini sangat tepat digunakan untuk ujian berskala besar yang hasilnya harus segera diumumkan, seperti ujian nasional, ujian akhir sekolah, dan ujian seleksi pegawai negeri.
Hanya saja, untuk meyusun soal pilihan ganda yang bermutu perlu waktu lama dan biaya cukup besar, disamping itu, penulis soal akan kesulitan membuat pengecoh yang homogen dan berfungsi, terdapat peluang untuk menebak kunci jawaban, dan peserta mudah mencotek kunci jawaban.
Secara umum, setiap soal pilihan ganda terdiri dari:
a. Pokok soal (stem), dan
b. Pilihan jawaban (option).

Pilihan jawaban terdiri atas:
b1. Kunci jawaban dan
b2. Pengecoh (distractor).

Dalam penyusunan soal tes tertulis, penulis soal harus memperhatikan kaidah-kaidah penulisan soal dilihat dari segi materi, konstruksi, maupun bahasa. Selain itu soal yang dibuat hendaknya menuntut penalaran yang tinggi.Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan cara :
· mengidentifikasi materi yang dapat mengukur perilaku pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, atau evaluasi. Perilaku ingatan juga diperlukan namun kedudukannya adalah sebagai langkah awal sebelum siswa dapat mengukur perilaku yang disebutkan di atas;
· membiasakan menulis soal yang mengukur kemampuan berfikir kritis dan mengukur keterampilan pemecahan masalah; dan
· menyajikan dasar pertanyaan (stimulus) pada setiap pertanyaan, misalnya dalam bentuk ilustrasi/bahan bacaan seperti kasus, contoh, tabel dan sebagainya.

3. Kaidah Penulisan Soal Pilihan Ganda

Dalam menulis soal pilihan ganda harus memperhatikan kaidahkaidah sebagai berikut:
(1) Materi
a. Soal harus sesuai dengan indikator.
b. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
c. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar.
(2) Konstruksi
d. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
e. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
f. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.
g. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
h. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
i. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, "Semua pilihan jawaban di atas salah", atau "Semua pilihan jawaban di atas benar".
j. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, atau kronologisnya.
k. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.
l. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
(3) Bahasa
m. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
14. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.
n. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif.
o. Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian.

Catatan
· Jumlah pilihan jawaban untuk soal SD dan SMP adalah empat pilihan
· Jumlah pilihan jawaban untuk SMA dan sederajat yaitu lima pilihan

The Mechanics of Writing Research Paper


The Mechanics of Writing Research Paper

                                         Written by Ari Julianto


 

Here is the outline of the mechanics of writing as MLA suggested in MLA Handbook for Writers of Research Papers by The Modern Language Association of America, New York, 2009.




1. Spelling
1.1. Consistency
1.2. Word Division
1.3. Plurals
1.4. Foreign Words

2. Punctuation
2.1. The Purpose of Punctuation
2.2. Commas
2.3. Semicolons
2.4. Colons
2.5. Dashes and Parentheses
2.6. Hyphens
2.7. Apostrophes
2.8. Quotation Marks
2.9. Square Brackets
2.10. Slashes
2.11. Periods, Question Marks, and Exclamation
Points
2.12. Spacing after Concluding Punctuation Marks

3. Italics
3.1. Words and Letters Referred to as Words and
Letters
3.2. Foreign Words in an English Text
3.3. Emphasis

4. Names ofPersons
4.1. First and Subsequent Uses of Names
4.2. Titles of Persons
4.3. Names of Authors and Fictional Characters

5. Numbers
5.1. Arabic Numerals
5.2. Use of Words or Numerals
5.3. Commas in Numbers
5.4. Percentages and Amounts of Money
5.5. Dates and Times of the Day
5.6. Inclusive Numbers
5.7. Roman Numerals

6. Titles of Works in the Research Paper
6.1. Capitalization and Punctuation
6.2. Italicized Titles
6.3. Titles in Quotation Marks
6.4. Titles and Quotations within Titles
6.5. Exceptions
6.6. Shortened Titles

7. Quotations
7.1. Use and Accuracy of Quotations
7.2. Prose
7.3. Poetry
7.4. Drama
7.5. Ellipsis
7.6. Other Alterations of Sources
7.7. Punctuation with Quotations
7.8. Translations of Quotations

8. Capitalization and Personal Names in Languages Other
Than English
8.1. French
8.2. German
8.3. Italian
8.4. Spanish
8.5. Latin


Memahami Proposal Skripsi

         Memahami Proposal Skripsi

                             Written by Ari Julianto



I. Pengertian Proposal
Proposal berasal dari kata bahasa Inggris to propose yang artinya mengajukan. Bila dikaitkan dengan karya tulis ilmiah, maka proposal adalah usulan rencana kegiatan. Menurut Hariwijaya (2005) proposal merupakan suatu bentuk pengajuan atau permohonan, penawaran baik berupa ide, gagasan, pemikiran, maupun rencana kepada pihak lain untuk mendapatkan dukungan ijin, persetujuan, dana, dan lain sebagainya.

Sedangkan menurut The Oxford Thesaurus, An A-Z Dictionary of Synonyms (2006), proposal n. 1 offer, presentation, bid, tender, proposition, recommendation, suggestion, Literary proffer. 2 plan, scheme, outline, draft, design, layout; programme, proposition, project.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa proposal merupakan suatu tawaran, penyajian, proposisi, rekomendasi, pengajuan, rancangan, skema, program atau proyek. Sejalan dengan itu Coley dan Scheinberg (2000) menyatakan:
"A proposal is a written document prepared in applicion for funding. The individual who prepares the proposal is called a proposal writer or grantwriter. The state, federal, or corporate resource to whom the proposal is submitted is called a funder."

Dengan kata lain, selain untuk tujuan penulisan karya ilmiah, proposal juga bisa ditujukan untuk mengajukan sebuah pendanaan dengan memerinci penawaran.

Ada banyak jenis proposal yang berkaitan dengan aktifitas manusia dikehidupan ini. Secara umum, berikut ini beberapa jenis proposal yang biasa dibuat dan diajukan banyak orang:
1. Proposal bisnis, contohnya proposal pendirian usaha,
2. Proposal proyek, contohnya proposal pengajuan dana kepada lembaga donor.
3. Proposal penelitian, contohnya proposal skripsi, tesis, dan disertasi.
4. Proposal kegiatan, contohnya proposal kegiatan seminar, pelatihan, dan lomba.

Sedangkan untuk penulisan karya tulis ilmiah skripsi, proposal dikerjakan setelah judul yang ditawarkan mahasiswa sudah disetujui oleh ketua Prodi (Program Studi) dan Dekan.

II. Pentingnya Buku Panduan Penulisan

Dalam menyusun proposal, alangkah lebih baiknya mahasiswa merujuk pada buku panduan penulisan proposal dan skripsi yang telah disusun oleh pihak kampus terkait. Jika pihak fakultas tidak atau belum mengeluarkan buku panduan, maka kondisi seperti ini sangat disayangkan. Akan muncul beberapa problem dalam proses penulisan skripsi, antara lain:
1. Mahasiswa mengalami kesulitan lebih besar dalam menyusun proposal skripsi,
2. Mahasiswa terpaksa harus merujuk contoh-contoh skripsi terdahulu dimana pada suatu kesempatan terdapat perbedaan yang menyolok di antara skripsi-skripsi tersebut,
3. Antara dua dosen pembimbing terdapat dua versi yang berbeda dan saling mengutamakan argumentasi mereka untuk format penulisan proposal skripsi,
4.Akan muncul banyak intervensi yang semestinya tidak perlu hadir di proposal namun dihadirkan atau yang semestinya penting justru tidak dihapuskan.

Saya pribadi menyarankan agar setiap fakultas mengeluarkan sebuah buku panduan penulisan proposal skripsi yang setiap tahun perlu direvisi. Hal ini mengingat tidaklah mudah untuk menyusun buku panduan penulisan proposal skripsi. Buku panduan tersebut harus disusun dan dirancang dengan hati-hati terlebih-lebih cara penulisan untuk referensi dan kutipan. Sering sekali dalam buku panduan ditemukan kesalahan dalam penulisan tanda baca khususnya pada contoh-contoh yang diberikan.

III. Fungsi Proposal

Proposal memiliki fungsi yang sangat penting bagi perseorangan atau lembaga yang akan melakukan usaha, program, atau kegiatan. Fungsi dari proposal adalah sebagai berikut:
1. untuk melakukan penelitian yang  berkenaan dengan agama, sosial, politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya,
2. untuk mendirikan usaha kecil, menengah, atau besar,
3. untuk mengajukan tender dari lembaga-lembaga pemerintah atau swasta,
4. untuk mengajukan kredit kepada bank,
5. untuk mengadakan acara seminar, diskusi, pelatihan, dan sebagainya.

III. Hal-hal Yang Perlu diperhatikan

Dalam penulisan proposal baik itu untuk tujuan umum maupun tujuan skripsi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Noudushan dan Alavi (2004) mengungkapkan beberapa hal yang penting dalam penulisan proposal atau skripsi, antara lain:
1. Paper size and quality
2. Page margins
3. Paragraph indentation
4. Line and paragraph spacing
5. Line alignment
6. Page header and numbering
7. Font type and size
8. Tables
9. Figures
10. Footnotes and citations
11. Parenthetical citations
12. Quotations
13. References
    - Books
    - Secondary sources
    - Journals and periodicals
    - Non-print media   
     - Personal communication
    - Government documents
    - Electronic sources
    - Unpublished materials
14. Bibliographies
15. Annotated bibliographies
16. Headings
17. Abbreviations and punctuation
18. Punctuation spacing

IV. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan proposal pada umumnya terdiri dari 3 Bab (isi susunan tergantung jenis penelitian), yakni:
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN (CHAPTER I INTRODUCTION)   
1. Latar belakang masalah (Background of the Study)   
2. Identifikasi Masalah (Identification of the Problem)
3. Batasan Masalah (Scope and Limitation)        
4. Rumusan Masalah (Formulation of the Problem)    
5. Tujuan Penelitian (Objectives of the Study/Research)     
6. Manfaat Penelitian (Significance of the Study/Research)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA (CHAPTER II REVIEW OF LITERATURE)   
7. Kerangka Teori (Theoretical Framework)         
8. Kerangka Konsep (Conceptual Framework)
     
BAB III METODE PENELITIAN CHAPTER III METHOD OF RESEARCH       
9. Lokasi Penelitian (Location of the Research)        
10.Populasi dan Sample (Population and Sample)       
11. Disain Penelitian (Research Design)        
12. Teknik Pengumpulan Data (The Technique of Collecting Data)
13. Teknik Analisis Data (The Technique of Data Analysis)  
16. DAFTAR PUSTAKA (REFERENCES)
17. LAMPIRAN (APPENDIX)

Jika proposal sudah menjadi thesis, pada umumnya terdiri dari 5 bab dan format susunan skripsinya seperti berikut (isi susunan tergantung jenis penelitian):
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN (CHAPTER I INTRODUCTION)   
1. Latar belakang masalah (Background of the Study)   
2. Identifikasi Masalah (Identification of the Problem)
3. Batasan Masalah (Scope and Limitation)        
4. Rumusan Masalah (Formulation of the Problem)    
5. Tujuan Penelitian (Objectives of the Study/Research)     
6. Manfaat Penelitian (Significance of the Study/Research)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA (CHAPTER II REVIEW OF LITERATURE)   
7. Kerangka Teori (Theoretical Framework)         
8. Kerangka Konsep (Conceptual Framework)
     
BAB III METODE PENELITIAN
CHAPTER III METHOD OF RESEARCH       
9. Lokasi Penelitian (Location of the Research)        
10.Populasi dan Sample (Population and Sample)       
11. Disain Penelitian (Research Design)        
12. Teknik Pengumpulan Data (The Technique of Collecting Data)
13. Teknik Analisis Data (The Technique of Data Analysis) 

BAB IV ANALISI DATA (CHAPTER IV DATA ANALYSIS)       
14. Validitas Tes (Validity of the Test)       
15. Hasil (The Findings/The Results)       

BABA V KESIMPULAN DAN SARAN (CHAPTER V CONCLUSIONS AND SUGGESTIONS)       
16. Kesimpulan (Conclusions)       
17. Saran (Suggestions)       
18 DAFTAR PUSTAKA (REFERENCES)
19 LAMPIRAN (APPENDIX)

Semoga posting kali ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Referensi:

Coley, Soraya M and Scheinberg, Cynthia A.2000.Proposal Writing. London: Sage Publications, Inc.

Hariwijaya. 2005. Proposal Bisnis: Menyusun Proposal yang Brilian untuk Memulai Bisinis Anda. Yogyakarata: Zenith Publisher.

Nodoushan, Mohammad Ali Salmani and Alavi, Seyyed Mohammad. 2004. APA Style and Research RFeport Writing. Tehran:Zabankadeh Publications.

Penyebab Judul Proposal Skripsi Ditolak


   Penyebab Judul Proposal Skripsi Ditolak

                                Written by Ari Julianto



Judul memang menjadi penentu utama sebuah penulisan skripsi bagi mahasiswa yang akan melaksanakan kewajiban syarat kelulusan S1, S2 dan sebagainya. Pemberian judul ini merupakan pemicu berhasil atau tidaknya seorang mahasiswa dalam membuat skripsi. Mengapa demikian? karena meski si mahasiswa tersebut kurang faham dengan penelitian, namun dengan judul yang benar dan tepat, ia akan terbantu oleh pihak-pihak yang dapat membantunya seperti dosen pembimbing, para dosen, peniliti,  atau teman-temannya yang lebih mengerti terhadap penelitian-.

Salah satu masalah yang selalu memicu terjadinya kebuntuan seorang mahasiwa ketika menerapkan konsep-konsep yang ada dalam proposal skripsinya adalah disebabkan judul yang kurang tepat. Selain itu, para mahasiswa menilai bahwa 'menetapkan judul adalah langkah awal'. Ini sebuah persepsi yang salah. Judul bukanlah sebuah langkah awal, akan tetapi 'penetapan masalah' adalah sebuah awal dalam pembuatan skripsi. 

Menurut Hadi (1994), judul dapat ditetapkan sebelum segala sesuatu dipersoalkan. Tetapi umumnya judul ini baru ditetapkan setelah mahasiswa mengetahui seluk-beluk persoalannya sesudah mengadakan orientasi baik secara literer maupun empirik. Berikut ini adalah beberapa penyebab sebuah judul proposal skripsi tidak diterima atau ditolak.

1. Permasalahan dalam judul yang ditawarkan sudah umum atau sudah banyak dibahas orang,
2.  Topik atau tema yang diajukan tidak menarik atau terlalu sederhana,
3. Judulnya kurang spesifik terhadap suatu permasalahan,
4. Penggunaan kata yang berulang-ulang,
5. Judul yang ditawarkan kemungkinan tidak akan mungkin bisa dilakukan oleh mahasiswa dalam keterbatasannya.
6. Antara variable X dan Y dalam judul jelas-jelas tidak ada saling hubungan meski judul yang ditawarkan adalah "Korelasi..." atau "The Correlation of....",
7. penelitian dari judul tersebut kemungkinan akan memakan waktu yang sangat lama. Misalnya "Perkembangan Bahasa seorang Anak dari Pra-sekolah hingga Sekolah Dasar",
8. Data yang akan diperoleh sangat tipis kemungkinan tersedia. Misalnya "Penggunaan Akronim dalam Penulisan Surat Bisnis...." atau "The Use of Acronym in Writing Business Letters..." sebab sebagaimana kita ketahui dalam Business Letter, akronim atau singkatan tidak diperbolehkan,  
9. Membutuhkan biaya dan peralatan yang sangat banyak,
10. Tujuan dan objective dari proposal tidak jelas,
11. Pendekatan yang diterapkan dan masalah yang ada tidak nyambung,
12. Sumber referensi dari judul sangat sulit atau langka untuk ditemukan,
13. Dan masih banyak penyebab lainnya baik dari eksternal maupun internal.

Jika dosen pembimbing kurang mengerti maksud isi judul seorang mahasiswa yang ditawarkan, maka adalah hak si mahasiswa itu sendiri untuk menjelaskan apa yang dimaksudnya sehingga adalah kewajiban si dosen pembimbing untuk merubah judul tersebut sehingga menjadi judul yang tepat sesuai yang dimaksudkan si mahasiswa.

Menurut Hadi (1994) judul menggunakan kata-kata yang jelas, tandas, pilah-pilah, literer, singkat, deskriptif, dan tidak merupakan pertanyaan. Hendaknya dihindarkan kata-kata kabur, terlalu poitik, bombastik, bertele-tele, tidak runtut, dan lebih dari satu kalimat. Fungsi dari judul adalah untuk menunjukkan kepada pembacanya hakekat dari obyek penyelidikan, wilayahnya, serta metode umum yang digunakan. Dalam membuat judul perlu digunakan kata-kata kunci yang ekspresif.
    
Sejalan dengan itu, Supranto (2009) mengatakan bahwa judul penelitian harus netral, karena penelitian adalah mengungkap sesuatu seperti apa adanya, harus obyektif. Hindari kalimat: usaha meningkatkan, memperbesar, memperkecil, menurunkan, menstabilkan, melancarkan, mempercepat, sebab kata-kata ini digunakan sebagai tindak lanjut suatu hasil penelitian.


Semoga pembahasan kali ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Referensi
Hadi, Sutrisno. 1994. Metodologi Research untuk Penulisan Paper, Skripsi, Thesis dan Disertasi Jilid I. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.

Supranto, J. 2009. Proposal Penelitian dengan Contoh. Jakarta: Penerbit UI-Press.



Konsep Skripsi yang Baik


                         Konsep Skripsi yang Baik



                                        Written by Ari Julianto


Skripsi merupakan tulisan ilmiah yang harus ditulis setiap mahasiswa sebagai salah satu syarat kelulusan dari jenjang studi S1. Umumnya, bobot kredit untuk skripsi ini adalah 6 SKS. Dengan demikian, penulisan skripsi diharapkan dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan sebaik mungkin.

Untuk dikatakan sebagai sebuah skripsi yang baik tidaklah mudah. Ada beberapa hal yang harus iperhatikan. Meski kita ketahui kesempurnaan itu hanya milik Allah namun kesalahan pada sebuah skripsi masih bisa diperkecil. Apalagi jika skripsi tersebut ditulis dalam Bahasa Inggris. Sudah tentu persentase kesalahan jauh lebih besar ketimbang skripsi yang ditulis dalam Bahasa Indonesia.

Berdasarkan pengalaman saya sebagai seorang dosen dan jurnalis, dengan rendah hati, ada beberapa hal yang dapat diperhatikan agar dapat sebuah skripsi itu dikatakan baik.

I. Perwajahan (The Look)
Dalam perwajahan sebuah skripsi, cover memainkan peranan yang penting sebab lembaran inilah yang pertama sekali dilihat orang. Setiap fakultas semestinya sudah memiliki standard penulisan cover (halaman sampul). Dalam hal ini beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Judul (dengan huruf KAPITAL)
2. Tujuan Skripsi atau Sub Judul (huruf pertama dari setiap kata adalah huruf kapital, kecuali kata sambung)
3. Nama mahasiswa
4. Nomor induk mahasiswa
5. Logo
6. Nama program studi (dengan huruf KAPITAL)
7.Nama fakultas(dengan huruf KAPITAL)
8. Nama universitas (dengan huruf KAPITAL)
9. Tempat penerbitan
10. Tahun Penerbitan

Komposisi huruf dan tata letak masing-masing bagian diatur simetris, rapi, dan serasi.Jenis dan ukuran kertas umumnya dilakukan dengan menggunakan kertas HVS/Fotokopi ukuran A4, berat 80 mg.

II. Susunan Isi (Structure of Thesis)
Struktur sebuah skripsi haruslah sistematis. Artinya, isi dari BAB I hingga BAB V berurutan sebagaimana yang telah ditetapkan oleh masing-masing universitas atau fakultas. Untuk itu, beberapa sub-judul haruslah dituliskan dengan jelas, antara lain:
1. KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH (ACKNOWLEDGMENTS)
2. ABSTRAK (ABSTRACT)       
3. DAFTAR ISI (TABLE OF CONTENTS)   
4. DAFTAR TABEL (LIST OF TABLES)   
BAB I PENDAHULUAN (CHAPTER I INTRODUCTION)   
1. Latar belakang masalah (Background of the Study)   
2. Identifikasi Masalah (Identification of the Problem)
3. Batasan Masalah (Scope and Limitation)        
4. Rumusan Masalah (Formulation of the Problem)    
5. Tujuan Penelitian (Objectives of the Study/Research)     
6. Manfaat Penelitian (Significance of the Study/Research)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA (CHAPTER II REVIEW OF LITERATURE)  
7. Kerangka Teori (Theoretical Framework)         
8. Kerangka Konsep (Conceptual Framework)       
BAB III METODE PENELITIAN
CHAPTER III METHOD OF RESEARCH       
9. Lokasi Penelitian (Location of the Research)        
10.Populasi dan Sample (Population and Sample)       
11. Disain Penelitian (Research Design)        
12. Teknik Pengumpulan Data (The Technique of Collecting Data)
13. Teknik Analisis Data (The Technique of Data Analysis)   
BAB IV ANALISI DATA (CHAPTER IV DATA ANALYSIS)       
14. Validitas Tes (Validity of the Test)       
15. Hasil (The Findings/The Results)       
BABA V KESIMPULAN DAN SARAN (CHAPTER V CONCLUSIONS AND SUGGESTIONS)       
16. Kesimpulan (Conclusions)       
17. Saran (Suggestions)       
18 DAFTAR PUSTAKA (REFERENCES)
19 LAMPIRAN (APPENDIX)

Untuk nomor 9-13 tergantung dari jenis penelitiannya. Kesemua isi dari nomor 1 hingga 19 haruslah saling berkaitan. 

III. Penulisan (Writing Technique)
Skripsi kini wajib ditulis dengan menggunakan word komputer dengan mempertimbangkan:
1. Margin (jarak masing-masing ditentukan oleh pihak fakultas)
2 Jenis huruf (umumnya menggunakan jenis huruf Times New roman dengan size 12). 
3. Spasi (jarak masing-masing ditentukan oleh pihak fakultas)
4. Alinea Baru Dan Jarak Pengetikan (jarak masing-masing ditentukan oleh pihak fakultas)
5. Judul Bab diketik pada batas atas bidang pengetikan, disusun simetris menggunakan huruf kapital semua, tanpa garis bawah atau pembubuhan titik di akhir judul dengan posisi di tengah dan diketik bold. Nomor bab menggunakan angka romawi. Setiap bab baru harus terletak pada halaman baru.

IV. Penggunaan Bahasa (Language Usage)
Untuk narasi dengan tetap memenuhi kaidah penulisan sesuai Ejaan Yang Disempurnakan, dan hanya ada satu sisi halaman tidak bolak balik. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan skripsi berbahasa Indonesia:
1. Bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia yang baku (minimal subyek dan predikat) dan kalimat-kalimat tidak boleh menampilkan orang pertama atau orang kedua (saya, aku, kita, kami, engkau dan lainnya).
2. Beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam penyusunan skripsi antara lain :
a. Kata penghubung, seperti sehingga dan sedangkan, tidak boleh dipakai untuk memulai suatu kalimat
b. Kata depan, misalnya pada, sering diletakkan tidak pada tempatnya seperti diletakkan di depan subyek
c. Awalan “ke” dan “di” harus dibedakan dengan kata depan “ke” dan “di”
d. Tanda baca harus digunakan dengan tepat.Sedangkan untuk penulisan dengan penggunaan berbahasa Inggris, silakan merujuk pada Academic Writing Guide (DISINI)

V. Keutuhan (Unity)
Keutuhan disini dimaksudkan antar sub-judul harus saling berkaitan secara utuh. Jika jenis penelitiannya eksperimental, maka conceptual framework dan theoretical framework hasruslah saling sinergis. Artinya, teori yang diambil haruslah sesuai dengan yang dikonsepkan.Selain itu, keutuhan juga harus diterapkan pada setiap alinea agar isinya tidak lari dari judul atau sub-judul. Begitu pada BAB V. Kesimpulan haruslah menjawab dari semua permasalah yang telah dirumuskan.

VI. Metodologi Penelitian (Research Methodology)
Ini merupakan bagian yang sangat vital dalam penulisan sebuah skripsi. Metodologi Penelitian (Research Methodology)umumnya diletakkan pada BAB III atau BAB I. Hal-hal yang harus diperhatikan agar dapat dikatakan sebagai skripsi yang baik pada Metodologi Penelitian, antara lain:
1.Metode (Method)
2.Teknik (Technique)
3.Pendekatan (Approach)
4.Sumber data (jika ada)
5.Populasi dan sample (jika ada)
6.Teknik pengumpulan data
7.Teknik analisis data
8.Hipotesis

Kesemua bagian di atas harus disebutkan dengan jelas dan sesuai dengan yang diterapkan di lapangan. Semoga postingan kali ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Introduction to Sample and Sampling


         Introduction to Sample and Sampling



Written by Christopher Burgess in Valid Analytical Methods and Procedures.Royal Society of Chemistry. 2000.pp. 15-19



1 Introduction
The importance of sampling in method validation and, in particular, intercomparison of methods cannot be over emphasised. If the test portion is not representative of the original material, it will not be possible to relate the analytical result measured to that in the original material, no matter how good the analytical method is nor how carefully the analysis is performed. It is essential that the laboratory sample is taken from a homogeneous bulk sample as a collaborator who reports an outlying value may claim receipt of a defective laboratory sample.

It is important to understand that sampling is always an error generating process and that although the reported result may be dependent upon the analytical method, it will always be dependent upon the sampling process. The essential question in the inter-comparison of analytical methods is, ‘If the same sample (or a set of identical aliquots of a sample) is analysed by the same method in different laboratories, are the results obtained the same within the limits of experimental error?’. It is apparent, therefore, that the selection of an appropriate sample or samples is critical to this question and that the sampling stage should be carried out by a skilled sampler with an understanding of the overall context of the analysis and trial.

Any evaluation procedure must cover the range of sample types for which the method under investigation is suitable, and details of its applicability in terms of sample matrix and concentration range must be made clear. Similarly, any restrictions in the applicability of the technique should be documented in the method. In particular, Crosby and Patel’s General Princbles of Good Sampling Practice and Prichard provide readily digestible guidance to current best practices in this area.

2. What is a sample?
The Commission on Analytical Nomenclature of the Analytical Chemistry Division of the International Union of Pure and Applied Chemistry has pointed out that confusion and ambiguity can arise around the use of the term ‘sample’ and recommends that its use is confined to its statistical concept. When being used to describe the material under analysis, the term should be qualified by the use of ‘laboratory sample’ or ‘test sample’, for example.

One of the best treatments of sampling terminology is given in recommendations published by IUPAC’ which describes the terms used in the sampling of bulk or packaged goods. In this example, the sampling procedure reduces the original consignment through lots or batches, increments, primary or gross samples, composite or
aggregate samples, subsamples or secondary samples to a laboratory sample. The laboratory sample, if heterogeneous, may be further sample is deemed to be the end of the sampling procedure.

Once received into the laboratory the laboratory samples or test samples will be recorded and then be subjected to analytical operations, beginning with the measuring out of a test portion and proceeding through various operations to the final measurement and reporting of results/findings.

The problems associated with sampling in many areas of chemical testing have been addressed and methods have been validated and published. Where specific methods are not available, the analytical chemist should rely upon experience or adapt methods from similar applications.When in doubt, the material of interest and any samples taken from it should always be treated as heterogeneous.

It is important when documenting a sampling procedure to ensure that all of the terms are clearly defined, so that the procedure will be clear to other users. The use of sampling plans may be appropriate and guidance is available for procedures based upon attributes or variables.

Basic Tips for Writing a Literary Analysis

Basic Tips for Writing a Literary Analysis
 

by Sierra College (2001)


1. Write in the present tense.
EXAMPLE: In Faulkner's "A Rose for Emily," the townspeople visit Emily Grierson's house because it smells bad.

NOT: In Faulkner's "A Rose for Emily," the townspeople visited Emily Grierson's house because it smelled bad.

2. Normally, keep yourself out of your analysis; in other words, use the third person (no I or you). Some instructors may require or allow the first or second person in an informal analysis if the usage is consistent, however, so check with your instructor.

FIRST PERSON: I believe that the narrator in "Sonny's Blues" is a dynamic character because I read many details about the changes in his attitude toward and relationship with Sonny.

THIRD PERSON: The narrator in "Sonny's Blues" is a dynamic character who changes his attitude toward and relationship with Sonny as the story progresses.

SECOND PERSON: At the end of "Everyday Use," Mama realizes that Maggie is like her but has not received the attention you should give your daughter to help her attain self-esteem.

THIRD PERSON: At the end of "Everyday Use," Mama realizes that Maggie is like her but has not received enough attention to build self-esteem.

3. Avoid summarizing the plot (i.e., retelling the story literally). Instead analyze (form a thesis about and explain) the story in literary terms.

PLOT SUMMARY: In Edgar Allan Poe's "The Tell-Tale Heart," the mad narrator explains in detail how he kills the old man, who screams as he dies. After being alerted by a neighbor, the police arrive, and the madman gives them a tour through the house, finally halting in the old man's bedroom, where he has buried the man beneath the floor planks under the bed. As he is talking, the narrator hears what he thinks is the old man's heart beating loudly, and he is driven to confess the murder.

ANALYSIS: Though the narrator claims he is not mad, the reader realizes that the narrator in "The Telltale Heart" is unreliable and lies about his sanity. For example, the mad narrator says he can hear "all things in the heaven and in the earth." Sane people cannot. He also lies to the police when he tells them that the shriek they hear occurs in his dream. Though sane people do lie, most do not meticulously plan murders, lie to the police, and then confess without prompting. Finally, the madman is so plagued with guilt that he hears his own conscience in the form of the old man's heart beating loudly. Dead hearts do not beat, nor do sane people confuse their consciences with the sounds of external objects.

4. Include a clear thesis statement which addresses something meaningful about the literature, often about the theme.

5. Use literary terms to discuss your points (i.e., character, theme, setting, rhyme, point of view, alliteration, symbols, imagery, figurative language, protagonist, and so forth).

NONLITERARY TERMS: To show that women are important, Adrienne Rich writes about Aunt Jennifer and the tigers that she creates in her needlework.

LITERARY TERMS: The poem "Aunt Jennifer's Tigers" contains vivid images and symbols which reveal a feminist perspective.

6. Do not confuse characters' (in fiction or drama) or speakers' (in poetry) viewpoints with authors' viewpoints.

AUTHOR: As a black woman, Eudora Welty faces racism in "A Worn Path." (Eudora Welty, the author, was not black.)

CHARACTER: As a black woman, Old Phoenix faces racism in "A Worn Path." (Old Phoenix, a character, is black.)

POET: In "Stopping by Woods on a Snowy Evening," Robert Frost is tempted to drift into his subconscious dream world, yet he knows he has other obligations to fulfill when he states, "But I have promises to keep, / And miles to go before I sleep." (The pronoun "I" refers to the speaker of the poem, not to Robert Frost, the poet.)

SPEAKER: In "Stopping by Woods on a Snowy Evening," the speaker is tempted to drift into his subconscious dream world, yet he knows he has other obligations to fulfill when he states, "But I have promises to keep, / And miles to go before I sleep." (Here the "I" correctly refers to the speaker of the poem.)

7. Support your points with many quotations and paraphrases, but write the majority of your paper in your own words with your own ideas.

8. When writing a research paper that includes literary criticism, make sure that you form your own opinion rather than merely restate those of the critics. You may, however, use the critics' views to support yours.

9. Cite prose, poetry, drama, critics, and any other sources used according to specialized MLA standards.

Kaidah Penulisan Soal (Test)

                       Kaidah Penulisan Soal (Test)


                                Written by Ari Julianto



Untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi, peneliti atauguru dapat melakukan penilaian melalui tes dan non tes. Tesmeliputi tes lisan, tertulis (bentuk uraian, pilihan ganda, jawaban singkat, isian, menjodohkan, benar-salah), dan tes perbuatan yang meliputi: kinerja (performance), penugasan (project) dan hasil karya (product).

I. Pengertian
Menurut Salvia and Ysseldyke (2004: 29), tes adalah seperangkat pertanyaan atau tugas tertentu untuk tujuan jenis respons tertentu yang diinginkan. Tes khususnya berguna dikarenakan tugas dan pertanyaan yang disajikan sama untuk setiap individu.

Menurut Harris dan Cann (1994: 5), tes dikategorikan menjadi
(1) Informal tes
Merupakan cara mengumpulkan informasi mengenai kinerja peserta didik dalam kondisi belajar yang normal.

(2) Formal tes
Merupakan cara mengumpulkan informasi kinerja peserta didik melalui kondisi belajar yang tertentu.

II. Langkah-langkah Pengembangan Tes dan Non Tes
1. Test
(1) menentukan tujuan penilaian,
(2) menentukan kompetensi yang diujikan
(3) menentukan materi penting pendukung kompetensi (urgensi, kontinuitas, relevansi, keterpakaian),
(4) menentukan jenis tes yang tepat (tertulis, lisan, perbuatan),
(5) menyusun kisi-kisi, butir soal, dan pedoman penskoran,
(6) melakukan telaah butir soal.

2. Non Tes
(1) menentukan tujuan penilaian,
(2) menentukan kompetensi yang diujikan,
(3) menentukan aspek yang diukur,
(4) menyusun tabel pengamatan dan pedoman penskorannya,
(5) melakukan penelaahan.


III. Jenis-jenis Tes
Harris dan Cann (1994: 28) menyebutkan beberapa jenis tes,antara lain:
(1) Progress tests, diberikan selama proses belajar.
(2) Summative tests, diberikan di akahir masa belajar.
(3) Entry/placement tests, diberikan untuk mengindikasikan tingkat mana yang sesuai bagi peserta didik.
(4) Diagnostic test, diberikan untuk mengetahui cakupan masalah.
(5) Proficiency tests, diberikan untuk mengetahui kemampuanpeserta didik dalam berbahasa asing.

Menurut Rust and Golombok (2000: 38–47) tes dikategorikan menjadi:
(1) Norm-referenced tests versus criterionreferenced tests
(2) Knowledge-based tests versus person-based tests, dan
(2) Objective tests versus open-ended test

Sedangkan menurut Salvia dan Ysseldyke (2004: 29) menyebutkan ada dua dimensi tes, yakni
(1) Performance standards
Perbandingan antara peserta didik dengan siswa lainnya bisa melalui skor denhgan tes yang sama.
(2) Informational context.
Perbandingan informasi peserta didik dengan siswa lainnya

Menurut Boyle dan Fisher (2007: 14), tes dapat dibedakan menjadi:
1 Norm-referenced assessment,
2 Criterion-referenced assessment,
3 Curriculum-based assessment, dan
4 Dynamic assessment


IV. Syarat Sebuah Tes
Pada umumnya syarat soal yang bermutu adalah
1. Soal harus sahih (valid)
Maksudnya bahwa setiap alat ukur hanya mengukur satudimensi/aspek saja.
2. Soal harus handal.
Maksudnya bahwa setiap alat ukur harus dapat memberikan hasilpengukuran yang tepat, cermat, dan ajeg.


Sedangkan menurut Linn dan Gronlund (1995: 47) tes yang baik harus memenuhi tiga karakteristik, yaitu:
1. Validitas
Artinya ketepatan interpretasi hasil prosedur pengukuran.

Menurut Messick (1993: 16) validitas secara tradisional terdiri dari:
(1) validitas isi, yaitu ketepatan materi yang diukur dalam tes;
(2) validitas criterion-related, yaitu membandingkan tes dengan satu atau lebih variabel atau kriteria,
(3) valitidas prediktif, yaitu ketepatan hasil pengukuran dengan alat lain yang dilakukan kemudian;
(4) validitas serentak (concurrent), yaitu ketepatan hasil pengukuran dengan dua alat ukur lainnya yang dilakukan secara serentak;
(5) validitas konstruk, yaitu ketepatan konstruksi teoretis yang mendasari disusunnya tes.

Menurut Linn dan Gronlund (1995 : 50) validitas terdiri dari:
(1) isi (content),
(2) hubungan kriteria tes (test-criterion relationship),
(3) susunan (construction), dan
(4) konsekuensi (consequences), yaitu ketepatan penggunaan hasil pengukuran.

2. Reliabilitas
Artinya konsistensi hasil pengukuran.
Menurut Ebel dan Frisbie (1991 : 76), faktor yang mempengaruhi reliabilitas yang berhubungan dengan tes adalah:
(1) banyak butir,
(2) homogenitas materi tes,
(3) homogenitas karakteristik butir, dan
(4) variabilitas skor.

3. Usabilitas
Artinya praktis prosedurnya.

Menurut Harris dan Fisher, syarat tes meliputi:
(1) constructive (fokus pada hasil yang ingin dicapai),
(2) reliability (konsistensi pada hasil pengukuran),
(3) validity (sahih)
(4) practicality (praktis dalam segi waktu dan tempat)
(5) accountability (dapat dipercaya dengan memberi laporan hasil tes)

V. Langkah-langkah Penyusunan Butir Soal
(1) menentukan tujuan tes,
(2) menentukan kompetensi yang akan diujikan,
(3) menentukan materi yang diujikan,
(4) menetapkan penyebaran butir soal berdasarkan kompetensi, materi, dan bentuk penilaiannya (tes tertulis: bentuk pilihanganda, uraian; dan tes praktik),
(5) menyusun kisi-kisinya,
(6) menulis butir soal,
(7) memvalidasi butir soal atau menelaah secara kualitatif,
(8) merakit soal menjadi perangkat tes,
(9) menyusun pedoman penskorannya
(10) uji coba butir soal,
(11) analisis butir soal secara kuantitatif dari data empirik hasil uji coba, dan
(12) perbaikan soal berdasarkan hasil analisis.

VI. Kaidah Penulisan Soal Uraian (Essay Test)
1. Materi
     a. Soal harus sesuai dengan indikator.
     b. Setiap pertanyaan harus diberikan batasan jawaban yang diharapkan.
     c. Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan tujuan peugukuran.
     d. Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan jenjang jenissekolah atau tingkat kelas.

2. Konstruksi
     a. Menggunakan kata tanya/perintah yang menuntut jawaban terurai.
     b. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
     c. Setiap soal harus ada pedoman penskorannya.
     d. Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas, terbaca, dan berfungsi.

3. Bahasa
     a. Rumusan kalimat soal harus komunikatif.
     b. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (baku).
     c. Tidak menimbulkan penafsiran ganda.
     d. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.
     e. Tidak mengandung kata/ungkapan yang menyinggung perasaan peserta didik.


VII. Kaidah Penulisan Soal Pilihan Ganda (Multiple Choice)
1. Materi
     a. Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya soal harus menanyakan perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi.
     b. Pengecoh harus bertungsi
     c. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar. Artinya, satu soal hanya mempunyai satu kunci jawaban.

2. Konstruksi
     a. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Artinya, kemampuan/ materi yang hendak diukur/ditanyakan harus jelas, tidak menimbulkan pengertian atau penafsiran yang berbeda dari yang dimaksudkan penulis. Setiap butir soal hanya mengandung satu persoalan/gagasan.

     b. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja. Artinya apabila terdapat rumusan atau pernyataan yang sebetulnya tidak diperlukan, maka rumusan atau pernyataan itu dihilangkan saja.

     c. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar. Artinya, pada pokok soal jangan sampai terdapat kata, kelompok kata, atau ungkapan yang dapat memberikan petunjuk ke arah jawaban yang benar.
     d. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda. Artinya, pada pokok soal jangan sampai terdapat dua kata atau lebih yang mengandung arti negatif. Hal ini untuk mencegahterjadinya kesalahan penafsiran peserta didik terhadap arti pernyataan yang dimaksud. Untuk keterampilan bahasa, penggunaan negatif ganda diperbolehkan bila aspek yang akan diukur justru pengertian tentang negatif ganda itu sendiri.
     e. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. Artinya, semua pilihan jawaban harus berasal dari materi yang sama seperti yang ditanyakan oleh pokok soal, penulisannya harus setara, dan semua pilihan jawaban harus berfungsi.
      f. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. Kaidah ini diperlukan karena adanya kecenderungan peserta didik memilih jawaban yang paling panjang karena seringkali jawaban yang lebih panjang itu lebih lengkap dan merupakan kunci jawaban.
      g. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “Semua pilihan jawaban di atas salah" atau "Semua pilihan jawaban di atas benar". Artinya dengan adanya pilihan jawaban seperti ini, maka secara materi pilihan jawaban berkurang satu karena pernyataan itu bukan merupakan materi yang ditanyakan dan pernyataan itu menjadi tidak homogen.    
     h.Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis. Artinya pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun dari nilai angka paling kecil berurutan sampai nilai angka yang paling besar, dan sebaliknya. Demikian juga pilihan jawaban yang menunjukkan waktu harus disusun secara kronologis. Penyusunan secara unit dimaksudkan untuk memudahkan peserta didik melihat pilihan jawaban.
      i. Gambar, grafik, tabel, diagram, wacana, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi. Artinya, apa saja yang menyertai suatu soal yang ditanyakan harus jelas, terbaca, dapat dimengerti oleh peserta didik. Apabila soal bisa dijawab tanpa melihat gambar, grafik, tabel atau sejenisnya yang terdapat pada soal, berarti gambar, grafik, atau tabel itu tidak berfungsi.
      j. Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata yang bermakna tidak pasti seperti: sebaiknya, umumnya, kadang-kadang.
      k. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya. Ketergantungan pada soal sebelumnya menyebabkan peserta didik yang tidak dapat menjawab benar soal pertama tidak akan dapat menjawab benar soal berikutnya.

3. Bahasa
a. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Kaidah bahasa Indonesia dalam penulisan soal di antaranya meliputi:
(1) Pemakaian kalimat:
    (a) unsur subyek,
    (b) unsur predikat,
    (c) anak kalimat;
(2) Pemakaian kata:
    (a) pilihan kata,
    (b) penulisan kata, dan
(3). Pemakaian ejaan
    (a) penulisan huruf,
    (b) penggunaan tanda baca.
b. Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga pernyataannya mudah dimengerti warga belajar/peserta didik.
c. Pilihan jawaban jangan yang mengulang kata/frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian. Letakkan kata/frase pada pokok soal.


VIII. Kaidah Penulisan Soal Tes Perbuatan (Practice Test)
1. Materi
a. Soal harus sesuai dengan indikator (menuntut tes perbuatan: kinerja, hasil karya, atau penugasan).
b. Pertanyaan dan jawaban yang diharapkan harus sesuai.
c. Materi sesuai dengan kompetensi (urgensi, relevansi,kontinuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi).
d. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat kelas.

2. Konstruksi
a. Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban perbuatan/praktik.
b. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
c. Disusun pedoman penskorannya.
d. Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan terbaca.

3. Bahasa
a. Rumusan kalimat soal komunikatif
b. Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku.
c. Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian.
d. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.
e. Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan yang dapat menyinggung perasaan peserta didik.

IX. Kaidah Penulisan Soal Non Tes
1. Materi
a. Pernyataan harus sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi.
b. Aspek yang diukur pada setiap pernyataan sudah sesuai dengan tuntutan dalam kisi-kisi (misal untuk tes sikap: aspek kognisi, afeksi atau konasinya dan pernyataan positif atau negatifnya).

2. Konstruksi
a. Pernyataan dirumuskan dengan singkat (tidak melebihi 20 kata) dan jelas.
b. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak relevan objek yang dipersoalkan atau kalimatnya merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
c. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.
d. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mengacu pada masa lalu.
e. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang faktual atau dapat diinterpretasikan sebagai fakta.
f. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang dapat diinterpretasikan lebih dari satu cara.
g. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mungkin disetujui atau dikosongkan oleh hampir semua responden.
h. Setiap pernyataan hanya berisi satu gagasan secara lengkap.
i. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak pasti seperti semua, selalu, kadang-¬kadang, tidak satupun, tidak pernah.
j. Jangan banyak mempergunakan kata hanya, sekedar, semata-mata. Gunakanlah seperlunya.

3. Bahasa
a. Bahasa soal harus komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan peserta didik atau responden.
b. Soal harus menggunakan bahasa Indonesia baku.
c. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.


Referensi
Balitbang Dikbud. 1994. Bahan Penataran Pengujian Pendidikan. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengujian.

Boyle, James dan Stephen Fisher. 2007. Educational Testing, A Competence-Based Approach. London: Blackwell.

Ebel, Robert L. dan Frisbie, David A. 1991. Essentials of Education Measurement. New Jersey: Prentice Hall.

Harris, Michael dan Paul McCann. 1994. Assessment. Handbooks for the English Classroom. London: Macmillan.

Linn, Robert L. and Gronlund, Norman E. 1995. Measurement and Assessment in Teaching. (Seventh Edition). Ohio: Prentice-Hall, Inc.

Messick, Samuel. 1993. “Validity”, Educational Measurement, Third Edition, ed. Robert L. Linn. New York: American Council on Education and Macmillan Publishing Company, A Division of Macmillan, Inc.

Rust, J. and Golombok, S. (2000) Modern Psychometrics: The Science of Psychological Assessment. Second Edition. London: Routledge.

Salvia, J. dan Ysseldyke, J.E. 2004. Assessment in Special and Inclusive Education. Ninth Edition. Boston: Houghton Miffl in Company.


Semoga postingan kali ini bermanfaat bagi kita semua. Amien.

Cara Menulis Latar Belakang (Background of the Study)

                               Cara Menulis Latar Belakang (Background of the Study)

 

             Written by Ari Julianto

Latar Belakang (Background of the Study) merupakan sub-judul awal dari BAB I (CHAPTER I) PENDAHULUAN (INTRODUCTION). Pada bagian ini diuraikan hal yang menjadi latar belakang penelitian ini dilakukan. Uraian dimulai dari hal-hal secara umum yang menjadi latar belakang sesuai dengan topik penelitian, kemudian mengerucut kepada hal-hal secara khusus.

Jika topik penelitian adalah pada perusahaan, maka diuraikan secara khusus kondisi, fakta, dan fenomena yang ditemui di perusahaan yang menyangkut kepada topik penelitian. Fenomena yang dimaksud disini adalah gejala-gejala yang yang mengarah kepada perumusan masalah, misalnya Anda bayangkan seorang pasien yang berobat ke dokter, maka dokter akan melakukan interview untuk mendapatkan gejala atau symptoms (misalnya kepala pening, muntah-muntah, rasa tidak enak dilambung) dan melakukan diagnosa untuk mendapatkan fenomena misalnya tidak ada tanda-tanda alergi. Fenomena inilah yang akan menjadi dasar bagi dokter untuk melakukan perumusan masalah yakni jenis gangguannya.

Dalam Latar Belakang (Background of the Study), hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Uraian latar belakang bersifat umum sesuai dengan topik penelitian,
b. Uraian latar belakang bersifat umum, tetapi lebih khusus dibandingkan dengan paragraf pertama,karena telah memasuki awal topik mengenai teknologi informasi,
c. Uraian latarbelakang bersifat khusus, karena telah mengerucut kepada fenomena-fenomena diperusahaan. Fenomena-fenomena inilah yang akan digunakan sebagai dasar melakukan identifikasi masalah dan sesuatu yang ingin diselesaikan pada penelitian.

Menurut Bowker (2007: 37), pendahuluan umumnya diawali dengan sebuah pernyataan yang umum yang mencerminkan topik atau konteks skripsi/thesis. Disyarankan olehnya juga:
a. Tanyakanlah pada diri Anda sendiri melalui pendahuluan “Who, What, When, Where, How, dan/atau Why?,
b. Masukan juga literatur hasil tulisan dan riset terdahulu berkaiatan dengan topik skripsi/thesis Anda. Anda juga bisa memasukkan mengapa topik riset Anda penting,
c. Arahkan tulisan Anda untuk memperjelas pembaca kemana Anda akan bawa mereka dengan peneiltian tersebut,
d. Di akhir pendahluan, fokus dikerucut menjadi thesis statement. (Anda boleh memulai tulisan Pendahuluan dengan thesis statement.
 

Lebih lanjut, Wallwork (2011: 197) menyarankan bahwa pendahuluan umumnya menjawab sejumlah pertanyaan seperti berikut:
a. Apa permasalahan Anda?
b. Apakah ada solusi yang Anda tawarkan?
c. Jika ada beberapa solusi, yang manakah yang terbaik?
d. Apa batasan utama dalam penelitian Anda?
e. Apa yang Anda harapkan untuk diperoleh nantinya?
f. Sudahkah Anda memperoleh apa yang Anda rencanakan dalam penelitian?

 Menurut panduan Departemen Pendidikan Nasional (2007), Latar Belakang Masalah memaparkan:
a. permasalahan umum yang menjadi landasan fokus masalah yang akan diteliti
b. faktor-faktor yang melatarbelakangi masalah tersebut muncul:
(1) Faktor yang melatarbelakangi permasalahan digambarkan dengan kenyataan yang ada, misalnya kemampuan guru biologi dalam penggunaan metode CTL rendah. Paparkan fakta yang mendukung, seperti hasil pengamatan kita saat melakukan supervisi.

(2) Berilah argumentasi mengapa kemampuan tersebut rendah, misalnya guru kurang berminat untuk mencoba, sulit mengaplikasikan meteri dengan metode, tugas-tugas tidak mendorong aktivitas siswa. Dalam memberi argumentasi ini dilakukan analisis yang didasari suatu bukti nyata berdasarkan pengalaman sendiri saat melakukan obeservasi guru mengajar di kelas.

(3) Berilah argumentasi perkiraan pemecahan yang diharapkan dapat mengatasi masalah, misalnya bila masalah yang dominan adalah teknik pelatihan, maka pilihlah teknik pelatihan yang dianggap dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar biologi dengan metode CTL. Contoh, teknik problem solving sebagai upaya peningkatan kemampuan guru menerapkan metode CTL dalam mengajar biologi di SMA.

(4) Berilah argumentasi kelebihan dari teknik Problem Solving, sehingga penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah tersebut, atau dengan kata lain dapat menutup atau setidaktidaknya memperkecil kesenjangan itu.
3. Mengerucutkan permasalahan menjadi lebih fokus pada variabel penelitian.

Satu hal yang perlu diingat dan sering diabaikan dalam penulisan Latar Belakang (Background of the Study) adalah:
a. Menyebutkan alasan mengapa Anda memilih variable x (misalnya writing),
b. Menyebutkan alasan mengapa Anda emilih variable y (misalnya process approach),
c. Menyebutkan alasan mengapa Anda memilih jenis penelitian tersebut (misalnya dampak, pengaruh atau the effect, hubungan atau correlation, dan sebagainya)

Pada paragraf akhir, berilah pernyataan tegas mengapa Anda memilih topik judul skripsi/thesis Anda dengan berdasarkan uraian dan penjelasan yang telah disebutkan pada beberapa paragraf sebelumnya.

Jadi, secara ringkas dapat disimpulkan sebagai berikut melalui contoh sebuah judul skripsi.

PENGARUH MOTIVASI KERJA KARYAWAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT X DI MEDAN
  • Thesis Statement - Pentingnya produktivitas kerja karyawan untuk meningkatkan hasl produksi di sebuah perusahaan.
  • Dalam kegiatan produksi faktor tenaga kerja (karyawan) mempunyaipengaruh besar.
  • Karyawan pada hakekatnya merupakan salah satu unsur yang menjad sumber daya dalam perusahaan.
  • Agar pekerja dapat melaksanakan tugasnya dengan baik,maka di dalam perusahaan diciptakan sistem manajemen yang dikenal dengan manajemen kepegawaian.
  • Karyawan suatu perusahaan akan dapat bekerja dengan baik dalam menghasilkan suatu barang apabila mereka mempunyai minat dan semangat terhadap pekerjaan tersebut.
  • Dengan demikian diperlukan suatu motivator bagi karyawan yaitu berupa pemenuhan kebutuhan fisik dan non fisik.
  • Definisi Motivasi menurt para ahli.
  • Pentingya motivasi bagi karyawan.
  • Alasan penulis memilih motivasi kerja.
  • Masalah yang dihadapi berupa produktivitas yang menurun di P.T X di Medan.
  • Menunjukkan bukti adanya masalah produktivitas di P.T. X (bila perlu)
  • Alasan penulis memilih pengaruh motivasi kerja karyawan terhadap produktivitas kerja karyawan.

Reference:
Bowker, Natilene. 2007. Academic Writing: A Guide to Tertiary Level Writing Massey University.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Penulisan Karya Ilmiah. Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kepednidikan: Jakarta.

Wallwork, Adrian. 2011. English for Writing Research Papers. New York: Springer.




Semoga pembahasan kali ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Hakikat Skripsi

Hakikat Skripsi

Written by Ari Julianto


Perguruan Tinggi adalah bagian dari sistem pendidikan nasional Indonesia dan merupakan lembaga pendidikan formal yang mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) dari level Sekolah
Menengah Umum menuju Pendidikan Tinggi dengan tingkat kemampuan analisis dan pemahaman yang lebih tinggi dari sebelumnya. Perguruan Tinggi menentukan salah satu standar kelulusan mahasiswa untuk memperoleh gelar Strata 1 (S1) adalah dalam bentuk penyusunan tugas akhir atau skripsi.

Tujuan penulisan skripsi tersebut adalah sebagai sarana pelatihan bagi mahasiswa dalam menulis karya ilmiah dengan mengikuti metode penelitian yang benar dan kaidah tata bahasa penulisan ilmiah..

Secara umum, Skripsi didefinisikan sebagai penulisan karya ilmiah berisi hasil studi literatur, studi kasus, studi perbandingan, hasil percobaan yang dilaksanakan baik di laboratorium maupun dilapangan yang disusun secara sistematis berdasarkan ketentuan metode penelitian ilmiah.

Secara khusus Skripsi dapat diartikan sebagai karya tulis yang disusun oleh seorang mahasiswa yang telah menyelesaikan jumlah Sistem Kredit semester (SKS) yang disyaratkan, dengan dibimbing oleh dosen pembimbing, sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar pendidikan Strata 1 (S1) atau Sarjana.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai pelatihan bagi mahasiswa untuk menuangkan gagasannya dalam bentuk sebuah karya ilmiah.

Tujuan penulisan skripsi adalah
1. Agar mahasiswa membuktikan kemampuannya dalam menghasilkan suatu sumbangan mandiri dengan menerapkan ilmu yang telah dimilikinya dari kuliah-kuliah, praktikum, kerja praktek/magang dan kegiatan lainnya.
2. Untuk menilai kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah secara ilmiah atas topik atau pokok bahasan yang sesuai dengan aturan program studi masingmasing.
3. Untuk menilai keterampilan dan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan metode penelitian secara benar.
4. Untuk menilai kemampuan mahasiswa dalam melakukan penalaran secara logis.
5. Dapat menuangkan penalaran logis secara sistematis dan terstruktur.

Isi dari penulisan skripsi diharapkan memenuhi aspek-aspek
1. Relevan dengan jurusan dari mahasiswa yang bersangkutan.
2. Mempunyai pokok permasalahan yang jelas.
3. Masalah dibatasi, sesempit mungkin.

Dalam penulisan skripsi atau tugas akhir tersebut, mahasiswa harus mampu mentaati norma-norma akademik sebagai berikut:
1. Keaslian
Yaitu mahasiswa dapat menghargai hasil kerja diri sendiri sehingga mahasiswa mampu menghargai hak cipta secara umum.

2. Keterpaduan
Yaitu mahasiswa mampu memahami keterpaduan materi-materi kuliah sesuai dengan kurikulum pendidikan yang diperoleh.

3. Kedalaman
yaitu mahasiswa memiliki keahlian dalam suatu bidang keilmuan yang dimilikinya.

4. Kemanfaatan
Yaitu mahasiswa dapat memberikan kontribusi teoritis ataupun praktis baik pada bidang ilmu yang ditekuni ataupun bagi masyarakat yang lebih luas.

Semoga pembahasan kali ini bermanfaat bagi kita semua. Amien.

Kepekaan Terhadap Masalah, Modal Membuat Skripsi

Kepekaan Terhadap Masalah, Modal Membuat Skripsi
 


Written by Ari Julianto
 

Pada postingan kali ini saya ingin mengangkat tema 'kepekaan terhadap suatu masalah'. Masalah yang dimaksudkan disini adalah segala bentuk fenomena yang muncul dalam kehidupan sekitar kita baik perseorangan pada khususnya maupun masyarakat pada umumnya.  
Masalah bisa ditemukan dimana-mana dalam segala bentuk kehidupan kita. Sebenarnya kejelian dan kepekaan Anda terhadap masalah yang muncul bisa Anda angkat untuk menjadi topik skripsi Anda. Apa yang kini tengah menjadi 'fenomena' dan 'trend' dalam masyarakat kita, bisa diusulkan untuk menjadi topik sebuah penelitian atau skripsi.

Peka terhadap masalah yang tengah terjadi bisa menghindari judul skripsi Anda disebut kedaluarsa (outdated). Hal tersebut disebabkan masalah yang Anda ajukan sudah pernah diteliti dan hasilnya sudah diketahui banyak orang.Oleh karena itu, memilih judul skripsi yang updated memerlukan kejelian dan kepekaan terhadap masalah yang sedang berkembang.

Masalah yang harus Anda perhatikan sudah tentu disesuaikan dengan latar belakang pendidikan Anda. Jika Anda di bidang pendidikan sudah tentu masalah pendidikanlah yang menjadi sorotan Anda dan sebagainya. Di bawah ini saya mencoba "mencubit" pemikiran Anda untuk mempertimbangkan masalah-masalah yang muncul di kehidupan kita. Saya hanya menyajikan beberapa contoh di bidang kejurusan saja secara umum dan bukan ke spesifik. Tapi ingat, permasalahan ini untuk beberapa tahun ke depan mungkin statusnya sudah outdated.

1. Ekonomi
- Belakangan ini banyak mini market franchaise seperti Indomaret, Alfamart dan sebagainya menjamur dimana-mana bahkan di satu jalan bisa muncul mini market franchaise. Anda bisa mengangkat 'dampaknya', 'hubungannya', 'studi kasus'dan lain sebagainya.

-Kebijakan sebuah perusahaan untuk mengenakan 'batik nasional' di setiap perkantoran dan instansi. Anda bisa mengangkat 'dampaknya terhadap penjual toko batik, penjahit pakaian dan sebagainya', 'apakah ada hubungannya dengan kinerja atau kenyamanan bekerja para karyawan?" dan masih banyak lagi masalah lainnya.

2. Pendidikan
- Penerapan kurikulum 2013 sudah mulai diberlakukan. Anda bisa mengangkat masalah 'efektifitas', 'komparatif studi kurikulum kini dan sekarang' dan lain sebagainya.

- Seringnya berganti nama untuk 'Ujian Akhir' setiap jenjang pendidikan membuat sejumlah masyarakat kewalahan. Berawal dari UJIAN NEGARA, UJIAN SEKOLAH, EBTANAS, UAN, dan UN bahkan sejumlah orang tua kini masih menyebutnya sebagai EBTANAS. Belum lagi pro dan kontra soal keberadaan sistim tersebut. Banyak masalah yang bisa Anda angkat dalam topik ini.

3. Agama Islam

- Belakangan ini banyak para dai atau ustadj muda dan baru yang bermunculan di media televisi. Ketenaran mereka bahkan mengimbangi para selebriti. Anda bisa menganalisis sepak terjang mereka apakah mereka benar-benar menyampaikan dakwah syiar Islam atau mencari popularitas.

- Fenomena atau trend para muallaf baik dari lokal maupun mancanegara belakangan ini sering terjadi. Anda bisa menganailisa apa yang menjadi 'motivasi' mereka untuk memilih Islam sebagai agama mereka. Dan masih banyak masalah lain yang bisa diangkat untuk dijadikan topik.

4. Sastra
- Karya-karya sastra dalam bentuk novel sudah banyak diangkat ke layar lebar baik novel hasil karya penulis Indonesia maupun dari luar negeri. Anda bisa menganalisis studi komparatif karya di novel dan di film.

- Para remaja kini digandrungi dengan K-POP asal Korea. Mereka bahkan mampu menghapal lirik-lirik lagu berbahasa Korea tanpa mengetahui arti lirik yang mereka nyanyikan. Anda bisa menganalisis apa kandungan lirik-lirik lagu K-POP yang terpopuler. Atau Anda bisa 'study komparatif' tema lirik lagu K-POP denan POP Indonesia.

Untuk sementara hanya bahasan ini saja yang bisa saya kemukakan mengingat keterbatasan waktu dan tempat dalam postingan saya. Sebagai kesimpulan, kepekaan Anda terhadap masalah yang muncul di kehidupan kita memang bisa menjadi modal sebagai penentuan judul skripsi Anda.

Namun ingat, ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi kepekaan Anda terhadap suatu masalah, antara lain:
1.Program Akademik, yakni pendalaman terhadap bidang yang dikajinya.
2. Spesialisasi, yakni keahlian khusus pada suatu bidang menentukan kepekaan terhadap suatu masalah yang dikuasainya.
3. Analisis, yakni usaha untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya dan menganalisa persoalan dengan baik dan mengamati dengan cermat.
4. Bahan Bacaan, yakni dengan banyak membaca maka akan meningkatkan pengetahuan seseorang dan akan menangkap informasi teoritis, konsep dan generalisasi yang bisa meningkatkan wawasan.

Demikianlah pembahasan kali ini. Semoga bermanfaat. Amin.

Jangan Terjebak dengan Judul Skripsi

Jangan Terjebak dengan Judul Skripsi
 
Written by Ari Julianto


Pada postingan kali ini, saya ingin mengangkat permasalahan yang selalu dihadapi mahasiswa ketika judul yang ditawarkan sudah disetujui. Mengapa jadi masalah? Alih-alih sulitnya mendapat persetujuan judul untuk skripsi, si mahasiswa tersebut malah tidak tahu apa kandungan dari judul yang sudah disetujui tersebut. Betapa tidak, beberapa mahasiswa malah sudah mulai merasa putus asa dengan sekian judul yang ditawarkan kesemuanya ditolak.

Walhasil, mahasiswa mencari-cari judul di berbagai tempat asal jadi saja tanpa menganalisa isi dari judul tersebut. Karena prinsip mereka adalah "Yang Penting Judulku Diterima".

Begitu judul sudah disetujui, munculah dilema 'ketidak-tahuan' dan 'kebingungan' untuk memulai penulisan proposal mereka. Ada beberapa yang sudah berjalan di Chapter I tapi begitu masuk ke Chapter II Review of Literature, muncul permasalah lain seperti bahan literature yang susah didapatkan. Seanainya pun berjalan mulus pada proposal, muncul permasalahan baru yakni kesulitan mendapatkan data, atau data yang diperoleh kurang memadai.

Berdasarkan permasalahan diatas dan pengalaman saya menangani skripsi mahasiswa FKIP Bahasa Inggris dan Sastra Inggris, disini saya mencoba memberikan saran agar Anda tidak terjebak dengan judul skripsi Anda sendiri.

1. Jangan merasa puas terlebih daulu jika Anda sudah mengantongi banyak calon judul skripsi Anda. Beberapa situs atau blog banyak yang menawarkan judul-judul skripsi, tapi Anda jangan tergiur dengan tawaran tersebut. Untuk diketahui, judul-judul tersebut sudah umum atau tidak up to date. Jadi Anda harus mencari judul yang lebih update dan fresh. (Oleh sebab itu di blog saya ini, saya tidak menawarkan daftar judul-judul skripsi. Saya lebih suka menyajikan topik atau permasalahan yang bisa diangkat menjadi judul skripsi).

2. Ketahuilah masing-masing variable yang ada di judul skripsi tersebut. Banyak mahasiswa tanpa disadarinya judul yang sudah disetujui tersebut ternyata terkandung 4 variable yang semestinya 2 variable saja.

3. Langsung Anda membuat online untuk Chapter I, II dan III sebab ini akan mempermudah proses penulisan proposal skripsi Anda.

4. Begeraklah cepat untuk mencari referensi-referensi yang dibutuhkan untuk skripsi Anda.

5. Pikirkan kembali apakah Anda yakin data yang akan diambil bakal memunuhi persyaratan atau data yang tersedia cukup?

6. Tentukan jenis penelitian Anda, kualitatif atau kuantitif? Jika Anda sudah tahu jenis penelitiannya, maka Anda bisa mengikuti prosedur yang lainnya,

7. Alangkah lebih baiknya Anda mendapatkan copy skripsi atau thesis dengan judul yang hampir sama dengan judul skripsi atau thesis Anda sebab ini bisa menjadi perbandingan dan bahkan referensi Anda.

Akhir kata, jangan Anda bergembira terlebih dahulu jika judul skripsi atau thesis Anda sudah disetujui. Pertimbangkanlah baik-baik dan dengan matang kandungan dari judul tersebut.

Menunda-nunda waktu untuk penulisan proposal skripsi Anda justru akan menjebak Anda sendiri. Ingat! waktu yang disediakan kampus sangat terbatas dan waktu itu terus berjalan sementara Anda sibuk dengan kesulitan yang Anda hadapi tanpa solusinya.

Demikianlah pembahasan kita kali ini dan semoga bermanfaat. Amin.

RELATED POSTINGS
http://skripsi-fkip-inggris.blogspot.com/2012/10/unsur-kata-yang-tidak-perlu-di-judul.html
http://skripsi-fkip-inggris.blogspot.com/2012/12/syarat-judul-skripsi-atau-thesis.html
http://skripsi-fkip-inggris.blogspot.com/2012/10/3-model-judul-skripsi-fkip-bhs-inggris.html
http://skripsi-fkip-inggris.blogspot.com/2012/10/metode-penulisan-judul-skripsi-fkip-bhs.html
http://skripsi-fkip-inggris.blogspot.com/2013/04/jika-judul-dan-isi-skripsi-tidak.html
http://skripsi-fkip-inggris.blogspot.com/2013/05/jika-dua-mahasiswa-memiliki-judul.html

Tips Memilih Lokasi Penelitian

      Tips Memilih Lokasi Penelitian
 
Written by Ari Julianto


Lokasi penelitian (location of the research) memainkan peran yang sangat penting untuk mendukung keberhasilan sebuah hasil penulisan skripsi/thesis. Pemilihan lokasi penelitian haruslah sangat hati-hati mengingat di lokasi tersebutlah data akan diperoleh baik data primer maupun sekunder yang akan dilaporkan.

Tidak sedikit mahasiswa atau peneliti mengalami kesulitan saat proses penelitian di lokasi yang dia pilih. Dari hasil pengamatan saya, para mahasiswa atau peneliti sering mengalami kesulitan dan hambatan saat proses di lokasi penelitian. Berikut saya mencoba menguraikan hambatan beserta tips memilih lokasi penelitian.

I. Hambatan di Lokasi Penelitian
1. Mahasiswa/Peneliti harus mengikuti peraturan yang berbeda dan unik yang berlaku di lokasi tersebut (sekolah, kantor, instansi dan sebagainya),
2. Para supervisor yang bertanggung jawab mengawasi mahasiswa/peneliti kerap memanfaatkan tenaga mahasiswa/peneliti,
3. Tidak semua data primer yang dianggap penting oleh mahasiswa/peneliti untuk hasil risetnya bisa diberikan,
4. Kurangnya fasilitas yang mendukung dalam proses penelitian di lokasi tersebut,
5. Situasi dan kondisi yang tidak kondusif di lokasi penelitian (misalnya, terjadi gap antar guru di sekolah atau karyawan di kantor)
6. Terlalu banyak supervisor yang ikut serta mengawasi proses penelitian sehingga mahasiswa/peneliti kesulitan menentukan siapa yang diprioritaskan,
7. Para responden (jika melibatkan objek penelitian) kurang kooperatif sehingga hasil data kurang lengkap (misalnya dalam bentuk interview, kuesioner dan sebagainya),
8. Dan sejumlah hambatan lainnya yang bisa saja sewaktu-waktu akan mempersulit si mahasiswa/peneliti.

II Tips Memilih Lokasi Penelitian

1. Pilihlah lokasi yang mendapat rekomendasi dari orang terpercaya (misalnya dari dosen pembimbing, keluarga, kerabat atau teman dekat),
2. Pilihlah lokasi dimana Anda pernah bertugas di dalamnya (misalnya bekerja di sana, praktik lapangan, mengajar dan sebagainya),
3. Pilihlah lokasi yang mudah dijangkau. Bila perlu yang terdekat dengan tempat tinggal Anda,
4. Pilihlah lokasi yang menurut Anda sudah memenuhi kriteria syarat permasalahan skripsi/thesis Anda (misalnya tidak mungkin Anda meneliti writing skill in English tapi lokasinya di sebuah pabrik industri perikanan),
5. Lokasi penelitian yang baik bukan berarti lokasi tersebut harus bergedung mewah dan memiliki banyak karyawan,
6. Pilihlah lokasi dimana segala bentuk urusan administrasi berjalan dengan baik (mengingat Anda butuh surat balasan riset dari lokasi tersebut),
7. Alangkah lebih baiknya jika Anda mengenal orang-orang yang berada di lokasi tersebut,
8. Carilah informasi apakah lokasi tersebut akan eksis selama proses riset Anda. Bisa saja sekolah atau perusahaan yang Anda pilih ternyata mengalami masalah dan harus ditutup tiba-tiba selama proses riset Anda,
9. Pilihlah lokasi yang memiliki multi-etnis. Ini akan membantu Anda agar tidak terjadi diskriminasi selama proses riset,
10. Terakhir, mencari informasi dari berbagai pihak apakah lokasi tersebut mau menerima pihak luar untuk mengadakan penelitian di dalamnya.

Demikianlah pembahasan kita kali ini. Semoga bermanfaat. Amin.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...