Ari Julianto says:


You may copy and share the contents in my blog, but please cite my blog address as your reference. I only accept the comments that relate to the postings in this blog. For private and personal issues, you may contact me at
mr.ari69@gmail.com

Penggunaan Inisial, Kode dan Nomor Urut untuk Responden

Penggunaan Inisial, Kode dan Nomor Urut untuk Responden


Written by Ari Julianto


Sebagai seorang peneliti yang membutuhkan population dan sample sebagai objek penelitian, menjaga rahasia para responden adalah suatu hal yang wajib.

Kerahasiaan para responden khususnya jati diri mereka haruslah benar-benar dijaga. Hal ini dimaksudkan agar kelak para responden tidak menuntut si peneliti disebabkan jati diri mereka dipubliksikan di media tulis atau cetak. Biar bagaimanapun, nilai-nilai baik, buruk, rendah atau tinggi yang diperoleh dari para responden akan sangat menyinggung si responden jika dipublikasikan.

Berikut, berbagai cara untuk menyembunyikan nama responden. Mula-mula kita memperoleh nama-nama para responden seperti di bawah ini.

NO.     NAMA                         L/P
1.     Satria Wiguna                     L
2.     Lisnawati                           P
3.     Muhammad Abdul Mazid     L
4.     Rizky Putri Nanda              P
5.     Egie Pratama                      L

Maka, cara yang bisa dilakukan untuk menkonversi nama para responden adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan Inisial
Nama para responden disingkat dengan menggunakan inisial yang tidak lebih dari tiga huruf. Perlu diperhatikan, inisial nama para responden jangan sampai ditemukan sama walaupun keduanya memiliki nama yang sama, misalnya nama Dedi Dermawan diinisialkan DD, jika ada nama yang sama bisa ditulis DED agar data responden tidak tumpang tindih.

Data diatas dapat dikonversikan berbentuk inisial menjadi

NO.            INISIAL
1.                SW
2.                LIS
3.                MAM
4.                RPN
5.                EP
dan seterusnya

Untuk jenis kelamin tergantung pada metode dan teknik penelitian. Jika perbedaan jenis kelamin memang dibutuhkan, maka wajib dimasukkan dalam tabel.

2. Menggunakan Kode
Selain penggunaan inisial, nama para responden bisa dikonversi dengan menggunakan kode tertentu melalui kombinasi huruf atau angka. Data diatas dapat dikonversikan berbentuk kode menjadi

NO.     KODE
1.           A1
2.           A2
3.           A3
4.           A4
5.           A5
dan seterusnya

Jika sampai pada kode A10 bisa diganti menjadi B1, B2, B3 dan seterusnya.

3. Menggunakan Nomor Urut
Biasanya nama para responden sudah tersusun rapi di tabel nama responden. Nama-nama lengkap mereka bisa kita peroleh dari Buku Absensi siswa, pegawai dan lain sebagainya. Nomor urut dari Buku Absensi mereka kita masukkan disebelah nomor urut. Jadi, data diatas dapat dikonversikan sebagai berikut:

NO.     NOMOR URUT
1.             23
2.               5
3.               9
4.               3
5.               2
dan seterusnya

Jika responden bukan termasuk siswa atau pegawai, akan tetapi masyarakat awam, nama-nama mereka bisa dikonversi dengan membalikkan nomor urut dari bawah ke atas setelah kita susun nama-nama mereka. Misalnya terdapat 50 responden. Data pada responden nomor 50 ditempatkan pada nomor seperti berikut ini.

NO    NO URUT
1.           50
2.           49
3.           48
4.           47
5.           46
dan seterusnya

Cara diatas merupakan teknik untuk menyembunyikan atau mnejaga rahasia data dan jati diri para respponden. Jika, Anda memiliki teknik yang lebih mudah dan praktis, pakailah teknik tersebut untuk mempermudah laporan hasil penelitian Anda.

Demikianlah pembahasan kali ini. Semoga bermanfaat. Amin.

6 komentar:

  1. mau tanya, sumbe untuk menentukan inisial ini dari mana ya??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Inisial tidak mempunyai pedoman...Ada beberapa cara untuk memberikan inisial, antara lain:
      A1, A2, A3 dst atau
      menggunakan nama mereka....jika terjadi persamaan maka diambil inisial yang lain. Misalnya: Amir Hamzah dengan Amir Husein, keduanya berinisial AH, untuk Amir Hamzah bisa diinisialkan menjadi AHA dan Amir Husein menjadi AHU. Demikian semoga bermanfaat.

      Hapus
  2. Mohon Maaf ingin bertanya alasannya mengapa pada hasil penelitian responden atau informan menggunakan inisial? dan bagaimana dokumentasi saat wawancara dengan informan/responden, apakah penulis tetap menggunakan inisial?
    mohon direspon Terima Kasih Admin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sebelumnya.
      Kita ambil contoh sebuah penelitian yang membahas masalah seks dalam keluarga, Apakah kita harus terang-terangan mencantunmkan nama responden? Tentu tidak. Sebab itu adalah aib mereka. Mereka punya hak untuk tidak dipublikasikan. Selain itu dalam penelitian diperlukan CODING. Demikian semoga bermanfaat.

      Hapus
  3. Mohon maaf ingin bertanya, judul buku tentang penulisan inisial subjek penelitian apa?

    BalasHapus
  4. Terima kasih informasi dan penjelasannya... sangat membantu saya dalam penelitian kualitiatif ini

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...