Ari Julianto says:


You may copy and share the contents in my blog, but please cite my blog address as your reference. I only accept the comments that relate to the postings in this blog. For private and personal issues, you may contact me at
mr.ari69@gmail.com

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

           Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
                                                              

                                                                   Written by Ari Julianto



1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Dalam bahasa Inggris Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diartikan dengan Classroom Action Research (CAR). Dari sisi namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya. Karena itu Arikunto dkk (2006) mengartikan penelitian tindakan kelas sebagai suatu pencermatan terhadap  kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Karena itu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru ditujukan untuk meningkatkan situasi pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.

2. Fungsi PTK 
Sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran kelas, yaitu sebagai:
(a) alat untuk mengatasi masalah-masalah yang didiagnosis dalam situasi pembelajaran di kelas;
(b) alat pelatihan dalam jabatan, membekali guru dengan keterampilan dan metode baru dan mendorong timbulnya kesadaran diri, khususnya melalui pengajaran sejawat;
(c) alat untuk memasukkan ke dalam sistem yang ada (secara alami) pendekatan tambahan atau inovatif;
(d) alat untuk meningkatkan komunikasi yang biasanya buruk antara guru dan peneliti;
(e) alat untuk menyediakan alternatif bagi pendekatan yang subjektif, impresionistik terhadap pemecahan masalah kelas (Cohen & Manion, dalam Madya, 2007).
Hal tersebut dapat dilakukan oleh guru karena:
(1) hasil penelitian tindakan dipakai sendiri oleh penelitinya, dan tentu saja oleh orang lain yang
menginginkannya;
(2) penelitiannya terjadi di dalam situasi nyata yang pemecahan masalahnya segera diperlukan, dan hasil-hasilnya langsung diterapkan/dipraktikkan dalam situasi terkait; (3) peneliti tindakan (guru) melakukan sendiri pengelolaan, penelitian, dan sekaligus pengembangan.

3. Prinsip-prinsip PTK
Agar peneliti memperoleh kejelasan yang lebih baik tentang penelitian tindakan,perlu kiranya dipahami prinsip-prinsip yang harus dipenuhi apabila akan melakukan penelitian tindakan kelas. Hopkins (dalam Aqib, 2007), mengemukakan ada enam prinsip yang harus diperhatikan dalam PTK, yaitu:
(1) Metoede PTK yang diterapkan seyogyanya tidak mengganggu komitmen sebagai pengajar;
(2) metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan karena dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran; (3) metodologi yang digunakan harus reliable;
(4) masalah program yang diusahakan adalah masalah yang merisaukankan, dan didasarkan pada tanggung jawab professional;
(5) Dalam menyelenggarakan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten dan memiliki kepedulian tinggi terhadap proses dan prosedur yang berkaitan dengan pekerjaannya;
(6) PTK tidak dilakukan sebatas dalam konteks kelas atau mata pelajaran tertentu melainkan dengan perspektif misi sekolah secara keseluruhan.

Sedangkan menurut Arikunto dkk (200) prinsip-prinsip PTK yaitu:
(1) Kegiatan nyata dalam situasi rutin, yaitu penelitian dilakukan tanpa mengubah situasi rutin;
(2) adanya kesadaran diri untuk memperbiki kinerja;
(3) SWOT sebagai dasar berpijak, yaitu penelitian tindakan harus dimulai dengan melakukan analisis SWOT;
(4) PTK adalah upaya empiris dan sistremik;
(5) mengikuti prinsip SMART dalam perencanaan, yaitu
a. S – specifik, khusus, tidak terlalu umum
b. M – Managable, dapat dikelola, dilaksanakan
c. A – Acceptable, dapat diterima lingkungan, atau Achievable, dapat dicapai, dijangkau
d. R – Realisti, operasional, tidak di luar jangkauan, dan
e. T – Time-bound, diikat oleh waktu tertentu.

4. Tujuan
Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara berkesinambungan. Tujuan ini “melekat” pada diri guru dalam penunaian misi professional kependidikannya. Hal ini menunjukkan bahwa sesungguhnya PTK bertujuan untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Karena itu menurut Suharjono (2006), tujuan penelitian tindakan kelas adalah meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan profesionalisme, dan menumbuhkan budaya akademik.

Sedangkan Arikunto (2006) merinci tujuan PTK, yaitu:
(1) meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah;
(2) membantu guru dan tenaga kependidikan lainna mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan di luar kelas;
(3) meningkatkan sikap professional pendidik dan tenaga kependidikan;
(4)menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.

5. Manfaat
 Sehubungan dengan hal tersebut, maka manfaat yang dapat diperoleh jika guru mau dan mampu melaksanakan penelitian tindakan kelas, antara lain:
(1) inovasi pembelajaran,
(2) pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas, dan
(3) peningkatan proresionalisme guru

Rustam dan Mundilarto (2004) mengemukakan manfaat PTK bagi guru, yaitu:
(1) Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran,
(2) Meningkatkan profesionalitas guru,
(3) Meningkatkan rasa percaya diri guru,
(4) Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya.

6. Sasaran atau Objek PTK
Siswa, Guru, Materi Pelajaran, Peralatan atau sarana pendidikan, Hasil Pembelajaran, Lingkungan, Pengelolaan.

Dua sasaran riset tindakan:
- Tertuju pada penyingkapan atau produksi informasi dan pengetahuan yang akan secara langsung bermanfaat bagi sebuah kelompok orang (melalui riset, pendidikan, dan aksi sosiopolitis).
- Bermaksud mencerahi dan memberdayai banyak orang dalam  kelompok, saling memotivasi untuk mencari dan menggunakan informasi yang terkumpul dalam riset.

Karakteristik umum riset tindakan:
- Pendekatan yang sangat ketat, tetapi reflektif atau interpretif terhadap riset empiris.
- Keterlibatan aktiv individu-individu yang secara tradisional dikenal sebagai subjek (responden) sebagai partisipan dan kontributor dalam kegiatan riset.
- Integrasi sejumlah hasil praktis terhadap penghidupan aktualpara partisipan dalam proyek riset ini.
- Langkah-langkah spiral, masing-masing spiral ini terbentuk dari suatu tipe perencanaan, aksi, dan evaluasi (planning, action, and evaluation).Sejumlah asumsi dan nilai-nilai yang mendasari riset tindakan:
- Demokratisasi produksi dan penggunaan pengetahuan (pencipta IQRO dan pencipta kompor ”SBY” bukan profesor). - Kejujuran/keadilan dalam pemanfaatan pengetahuan
- Sikap yang ekologis terhadap masyarakat dan alam
- Apresiasi terhadap kapasitas manusia untuk merefleksi, belajar, dan berubah
- Sebuah komitmen terhadap perubahan sosial tanpa kekerasan dengan beragam manifetasinya.

(Dari berbagai sumber)

Demikianlah pembahasan kita kali ini.Semoga bermanfaat. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...