Ari Julianto says:


You may copy and share the contents in my blog, but please cite my blog address as your reference. I only accept the comments that relate to the postings in this blog. For private and personal issues, you may contact me at
mr.ari69@gmail.com

Penulisan Nama dan Gelar dalam Skripsi/Thesis

Penulisan Nama dan Gelar dalam Skripsi/Thesis

 

Written by Ari Julianto

Dalam penulisan sebuah skripsi/thesis, nama dosen besertagelarnya jangan dianggap sepele oleh para mahasiswa. Pernah suatu ketika seorang dosen tidak mau menandatangani proposal si mahasiswa oleh karena nama dan gelarnya salah ditulis.

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan mahasiswa ketika menulisnama-nama dosen dalam sebuah proposal skripsi/thesis. Pertama adalah nama si dosen yang terdaftar di fakultas. Perhatikan apakah tertulis Ahmad Syahfrizal, Akhmad Syahfrizal, Ahmad Sahfrizal atau A. Syahfrizal. Kedua marga (surname), apakah disingkat atau lengkap. Misalnya, Nasution atau Nst.? Hasibuan atau Hsb?. Yang ketiga adalah gelar akademik dan gelar lainnya.

Untuk gelar akademik dan gelar lainnya menurut EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)  yaitu merujuk pada aturan tentang penulisan singkatan dengan pemakaian tanda titik (.), dan pemakaian tanda koma (,).

Semasa saya bekerja sebagai editor berita di sebuah surat kabar, tanda titik dan koma untuk gelar ditiadakan. Hal itu untuk mempermudah pembaca berita dan mengurangi kesalahan tanda baca. Berikut saya mencoba memberikan cara bagaimana mahasiswa menulis nama dan gelar dosen.

1. Periksalah nama dosen dalam daftar staf pengajar akademi. Bila perlu tanyakan langsung kepada dosen yang bersangkutan,

2. Untuk marga (surname), jika namanya pendek dapat ditulis lengkap, misalnya Lubis, Koto dan sebagainya. Jika marganya terlalu panjang boleh disingkat namun alangkah lebih baiknya tanyakan langsung kepada dosen yang bersangkutan,

3. Setiap gelar ditulis dengan tanda titik sebagai pemisah antar huruf pada singkatan gelar yang dimaksud.Misalnya
    Dr.Ari Julianto

4. Antara nama orang dan gelar (di belakang) yang disandangnya, dibubuhi tanda koma.Misalnya
    Ari Julianto, S.Pd.

5. Jika di belakang nama orang terdapat lebih dari satu gelar, maka di antara gelar-gelar tersebut disisipi tanda koma.Misalnya
    Ari Julianto, S.Pd., M.Hum.

6. Jika di antara nama dan gelar tidak dibubuhi tanda koma, maka penulisan gelar tersebut salah dan singkatan tersebut tidak bermakna gelar, melainkan bisa bermakna nama keluarga, marga, dan sebagainya. Misalnya

    Ahmad Syahfrizal SH (tanpa koma di antara nama dan SH) bisa berarti Ahmad Syahfrizal Sultan Hamid dan sebagainya,

7. Setiap akademik memiliki pedoman tata cara penulisan sendiri. Berpedomanlah pada panduan penulisan skripsi tersebut sebab bisa jadi berbeda dengan akademik lainnya. Misalnya nama dosen harus huruf kapital semuanya. Contoh
Dr. Ari Julianto, S.Pd., M.Hum atau
Dr. ARI JULIANTO, S.Pd., M.Hum 


Secara pribadi, saya ingin mengimbau kepada para dosen yang namanya memiliki lebih dari dua suku kata agar bisa mempermudah mahasiswa untuk menulis nama dan gelarnya. Para mahasiswa akan mengalami kesulitan untuk menata posisi nama dan gelar dosen yang terlalu panjang dalam skripsi/thesis atau berkas lainnya. Mari kita pertimbangkan nama di bawah ini
Muhammad Bambang Syahputra Nasution

Ketika dimasukkan lengkap nama dan semua gelarnya sudah tentu akan memakan tempat tersendiri. Jika ia seorang profesor, maka namanya akan ditulis lengkap seperti di bawah ini
Prof.Dr. Muhammad Bambang Syahputra Nasution, S.Pd., M.Hum.

alternatif setelah dipersingkat kemungkinan bisa menjadi
Prof.Dr.M.Bambang Syahputra Nst, S.Pd., M.Hum.

Akan tetapi, kembali lagi tanyakan langsung kepada dosen yang bersangkutan sebab nama adalah jati diri, gelar adalah harga diri. Jadi jika terdapat sedikit kesalahan, maka yang bersangkutan merasa keduanya tidak ada.

Demikianlah pembahasan kali ini. Semoga bermanfaat. Amin. 

Objectives of the Research


             Objectives of the Research

                                                    Written by Ari Julianto


Objectives or the research purposes are the goals you set out to attain in your study.This part of the skripsi/thesis usually found in CHAPTER I INTRODUCTION. Objectives inform a reader what you want to attain through the study. It is extremely important to word them clearly and specifically.

I. Two headings
Objectives should be listed under two headings:
a) main objectives (aims)
The main objective is an overall statement of the thrust of your study. It is also a statement of the main associations and relationships that you seek to discover or establish.
b) sub-objectives
The sub-objectives are the specific aspects of the topic that you want to investigate within the main framework of your study.
-They should be numerically listed.

II. Words in Objectives
Wording should clearly, completely and specifically to inform your readers about your intention. Each objective should contain only one aspect of the Study. Use action oriented words or verbs when writing objectives. The objectives should start with words such as
to determine
to find out
to ascertain
to measure
to explore etc

The wording of objectives determines the type of research (descriptive, correlational and experimental) and the type of research design you need to adopt to achieve them. For example:

a. Descriptive studies:
-To describe the use of derivational forms in Educational News,
-To find out the needs of the students in learning English.

b. Correlatinal studies:
-To ascertain the impact of using flashcards on students' achievement in vocabulary,
-To compare the effectivenesss of different loyalty programmes on repeat clientele.

c. Hypothesis –testing studies:
-To ascertain if an increase in working hours will increase the incidence of drug/alchohol abuse,
-To demonstrate that the provision of school accommodation to teachers in Jakarta will reduce staff turnover.


Writing research objectives clearly helps to:
- Define the focus of your study
- Clearly identify variables to be measured
- Indicate the various steps to be involved
- Establish the limits of the study
- Avoid collection of any data that is not strictly necessary.


Hopefully, today's posting will be useful for all of us. Amin.

Seputar Pertanyaan di Seminar/Sidang

Seputar Pertanyaan di Seminar/Sidang

Written by Ari Julianto




Sejumlah mahasiswa melalui email di blog ini pernah meminta saya untuk membuat daftar pertanyaan yang kira-kira akan diajukan oleh dosen pembimbing atau dosen penguji ketika seminar atau sidang berlangsung. Saya menekankan kepada para mahasiswa tersebut bahwa setiap dosen memiliki keunikkan tersendiri.

Pertanyaan yang mereka ajukan kadangkala di luar dari prediksi mahasiswa. Misalnya saja saya pribadi. Saya akan menanyakan kepada mahasiswa tersebut jika terdapat keganjilan dalam proposal skripsi/thesis mereka.

Setahu saya pada dasarnya pertanyaan seputar proposal skripsi/thesis untuk semua jurusan memiliki persamaan. Dalam posting kali ini, Saya mencoba membuat pertanyaan-pertanyaan yang paling sering muncul di sidang seminar proposal dan sidang skripsi. Saya membagi pertanyaan tersebut menjadi tiga bagian,yakni I. Seminar Proposal, II. Sidang Skripsi/Thesis dan III.Umum.

I. Seminar Proposal
1. Mengapa Anda memilih judul skripsi ini?
2. Apa jenis penelitian Anda?
3. Berapa lama Anda membutuhkan waktu untuk meneliti ini?
4. Apa permasalahan skripsi Anda?
5. Berapa populasi dan sample yang dibutuhkan?
6. Apa jenis pendekatan penelitian Anda?
7. Apa keuntungan orang lain membaca skripsi Anda?
8. Dimana lokasi penelitian Anda?
9. Mengapa Anda memilih lokasi tersebut?
10. Dari mana Anda mendapat ide untuk permasalahan Anda?
11. Teori siapa yang akan Anda pakai untuk penelitian Anda?
12. Apa instrumen penelitian Anda?
13. Bagaimana prosedur pengumpulan datanya?
14. Bagaimana prosedur menganalisis datanya?
15. Apa sumber data Anda (untuk kualitatif)
16. Apa hipotesis yang Anda ajukan (jika ada)
17. Apakah ada peneliti lain yang pernah meneliti hal yang sama Anda teliti?
18. Apakah skripsi Anda menggunakan data statistik?
19. Mengapa Anda memilih tingkat sekolah ini (SD,SMP,SMA dsb)
20. Berapa variable dalam penelitian Anda? Apa saja?
21.Mengapa Anda memilih skill ini (writing, speaking, reading, listening)?
Dan sejumlah pertanyaan lainnya yang tidak bisa diprediksi.


II Sidang Skripsi/Thesis
1. Apa saja hasil temuan dari penelitian Anda?
2. Apa hambatan Anda dalam melakukan penelitian ini?
3. Apakah Anda mengumpulkan data sesuai dengan prosedur?
4. Apakah Anda menganalisis data sesuai dengan prosedur?
5. Apa metode penelitian Anda?
6. Apa teknik penelitian Anda?
7. Apa pendekatan penelitian Anda?
8. Apa kesimpulan dari penelitian Anda?
9. Apakah kesimpulan tersebut sudah menjawab permasalahan skripsi Anda?
10. Butuh waktu berapa lama Anda menyiapkan skripsi/thesis ini?
11. Apakah Anda sudah benar-benar mengikuti arahan dosen pembimbing Anda?
12.Apa hasil signifikan dari penelitian Anda?
13. Apa manfaat bagi mahasiswa dari hasil penelitian Anda ini?
14. Apa manfaat bagi pembaca umum dari hasil penelitian Anda ini?
15. Jika Anda menggunakan instrument penelitian, bagaimana Anda mengukur validitasnya?
16. Apakah penelitian Anda benar-benar didukung teori?
17. Ada berapa variable penelitian Anda? Sebutkan!
18. Mengapa Anda memilih subjek ini sebagai penelitian Anda?
19. Apa yang Anda bisa tarik kesimpulan dari hasil temuan riset Anda?

Dan sejumlah pertanyaan lainnya yang tidak bisa diduga.

III. Umum
Jelaskan apa yang dimaksud dengan
1. riset?
2. data?
3. variable?
4. populasi?
5. sample?
6. riset kualitatif?
7. riset kuantitatif?
8. deskriptif kualitatif?
9. validitas (validity)?
10. hipotesis (hypothesis)?

Dan semua yang berhubungan dengan materi riset

Namun, yang paling sering dikritik para dosen pembimbing dan dosen penguji adalah:
1. Punctuation (tanda baca)
2. Language and style (bahasa dan gaya tulisan)
3. Grammar
4. structure and layout
5. spelling, dan
6. word choice


Demikianlah pembahasan dari saya kali ini. Semoga bermanfaat. Amin.

New Rules for Teacher Training in 21st Century Schools

      New Rules for Teacher Training in 21st Century Schools

                        Adapted from Johnny Hamilton in the same title
We need New Rules in Teacher Training because the game has already changed. The widespread adoption of technological advancements in schools have reached a tipping point. These new tools open a world of possibilities in transforming education and professional development. These tools also change the rules about how training can be delivered– resulting in increased efficiency and effectiveness.

Rule #1
Technology is a Tool-Transformation Requires Training

- Training Through the 4 Levels of Technology Integration
- Traditional Teaching: Analog Tools
- Level 1: Digital Skills
- Level 2: Curricular Integration
- Level 3: Research and Theory
- Level 4: Transformation

Rule #2
Take Training into the 21st Century– It’s Time to Go Hybrid

- On Site Training
• Peer Mentors
• Certified Trainers
• Training & System Consultants
• Meetings (Grade/Subject Level, Staff In service)
• Conferences & Workshops
- On Demand Training:
• Online Text, Video Tutorials, and Assessments
• Downloadable Sample Files and Guides
• Discussion Forums
• Learning Management Systems (LMS) & Courses for Continuing Education Units (CEU)

Rule #3
Move Beyond Words & Pictures— See What Video Can Do

- Types of Videos
  Screen Capture
  2 Cameras

Rule #4
Convenience is King— Any Time, Any Place, Any Pace


Rule #5
Three Letters That Will Save Time and Money— LMS

- Learning Management Systems
A Learning Management System, or LMS, is an online tool that can deliver training in a highly efficient manner. The training material is uploaded and hosted on a server so that users can access it anywhere via an Internet connection. Users log in and access the training material in a variety of formats such as text, graphics, video, discussion boards, quizzes, and more.

Rule #6
How to Get Funding for Training— Even in This Economy


Rule #7
Get More Out of Training Than Knowledge— Get Credit


Note: Johnny Hamilton is Co-Founder & Director of Training, 21st Education Solutions® LLC

Tips Menganalisis Sebuah Cerpen/Novel



Tips Menganalisis Sebuah Cerpen/Novel
 

                                               Written by Ari Julianto


Mahasiswa FKIP Bahasa Inggris pada suatu pilihan akan memilih kesusasteraan Bahasa Inggris (English Literature) sebagai topik skripsi/thesis mereka. Persoalan apakah mahasiswa FKIP 'dilarang' untuk memilih topik ini (English Literature) atau tidak.

Menganalisis suatu karya sastra Bahasa Inggris terus terang saja tidak semudah menganalisis students' errors, achievement, ability, mastery, test result dan sebagainya dimana data jawaban siswa sudah tersedia dan tinggal dianalisis. Untuk karya sastra, kita dituntut untuk memahami betul isi karya sastra tersebut bahkan mengenali si penulisnya (the author). Berikut saya mencoba untuk menyajikan tips menganalisis sebuah cerpen/novel.

1. Usahakan Anda memiliki cerpen/novel asli berbahasa Inggris(book/ebook pdf),

2. Lebih sangat membantu jika Anda memiliki terjemahan cerpen/novel berbahasa Indonesia (book/ebook pdf) sebab hal itu akan sangat memudahkan Anda memahami isinya,

3.Bacalah dengan seksama mulai dari Bab awal hingga akhir. Bawalah diri Anda terhanyut dalam alur ceritanya seakan-akan Anda terlibat dalam cerita tersebut,

4. Kenalilah jenis atau genre novelnya (type/genre of novel) apakah Picaresque, Panoramic, Social,  Regional, Psychological, Mysteries, Fantasy, Westerns, Thrillers, Historical dan sebagainya.

5. Dari beberapa literature yang saya baca, ada beragam teori mengenail kinds/genres of novel. Satu sama lain memberikan point of view yang berbeda. Pilihlah yang menurut Anda tepat untuk dijadikan rujukan,

6. Anda harus ingat bahwa short story/novel, drama dan poetry/poem adalah bagian dari kinds of literature,

7. Ingatlah bahwa dalam kerangka cerpen/novel terdapat elements antara lain Plot, Characterization, Characters, Point of view, Setting, Style, Theme, Tone dan sebagainya.

8. Tulislah masing-masing element tersebut dari cerpen/novel yang Anda analisis. Jika Anda mengalami kesulitan, browsing di Mr. Google carilah sejumlah ulasan tentang short story/novel tersebut. Itu akan sangat membantu Anda,

9. Tentukanlah siapa Main Character (tokoh utama) dan Supporting Characters (tokoh pendukung),

10. Kemudian buatlah daftar siapa-siapa saja yang dikategorikan sebagai protagonist, dan yang antagonists,

11. Di dalam plot terdapat Exposition/Introduction, Complication/conflict, Climax/Crisis, Resolution. Tentukanlah di bagian mana cerita yang Anda kaji masuk dalam parts of the plot tersebut,

 12. Kemudian, cobalah Anda membuat suatu ringkasan isi dari cerpen/novel tersebut,

13. Buatlah ide atau pesan apa yang terdapat di setiap dialog pada suatu moment. Sebab pesan atau ide dealam sebuah cerpen/novel bisa jadi ditemukan pada dialog,

14. Setelah Anda menguasai novel tersebut sebagai variable X, selanjutnya Anda mencari bahan untuk variable Y. Misalnya, Anda ingin menganalisa mental conflict, the role of..., the sadness, the effect of..., the causes of... dan sebagainya. Maka Anda usahakan mendapatkan teori yang lengkap dan solid untuk variable tersebut,

15.Susunlah outline apa-apa saja yang akan Anda kaji di skripsi Anda mulai dari CHAPTER I hingga CHAPTER V,

16. Pada variable Y yang dituangkan dalam CHAPTER II Review of Literature, jabarkanlah satu persatu bagiannya, misalnya seperti outline berikut ini

CHAPTER II REVIEW OF LITERATURE

2.1 Definition of Sadness

2.2 The Concept of Sadness
2.2.1 The Signs/symptoms of Sadness
2.2.2 The Stages of Sadness

2.3 Theory of Sadness
2.3.1 The Causes of Sadness 
a. Loss   
b. Changes
c. Disappointment
d. Relationship
2.3.2 The Effects of Sadness
a. Emotional Effect
b. Social Effect 
c. Depression


17. Sebagai langkah terakhir, Anda analisis masing-masing outline di atas khususnya pada 2.3 Theory of sadness. Jika Anda memiliki cerpen/novel dalam format ebook pdf, carilah unsur kata yang memiliki makna yang sama. Misalnya sad = grief, sorrow, emotions, grieving, depression dan sebagainya. Cukup tekan control 'f' dari halaman pertama hingga akhir. Setelah itu, Anda copy and paste kalimat-kalimat yang mengandung kata-kata tersebut di lembaran catatan 'Analysis'.

Demikianlah pembahasan tips menganalisa cerpen/novel kali ini. Semoga bermanfaat. Amin.

Istilah yang Sama dalam Skripsi/Thesis

Istilah yang Sama dalam Skripsi/Thesis
 
Written by Ari Julianto


Dari berbagai sumber dan contoh skripsi/thesis yang saya pelajari, terdapat sejumlah beragam istilah yang dipakai melalui standard penulisan skripsi/thesis yang menjadi rujukan suatu departemen atau fakultas. Istilah-istilah tersebut pada dasarnya memiliki makna yang sama.

Pembahasan ini saya angkat disebabkan banyaknya mahasiswa yang merasa bingung dengan istilah-istilah yang muncul dalam berbagai skripsi/thesis yang ia temukan atau pelajari. Berikut adalah sejumlah istilah yang sama yang sering dijumpai dalam berbagai skripsi/thesis.

1. Study - Research

2. Writer - Researcher


3. Reference - Bibliography


4. Tools of Research - Instruments of Research


5. Delimination - Limitation


6. Methodology - Methods of Study


7. Statement of the Problem - Identification of the Problem


8. Recommendations - Suggestions


9. Dedication - Acknowledgement


10. Definition of Terms - Terminology


11. Related Literature - Literature Review/Review of Literature


12. Abstract - Executive Summary


13. Plagiarism statements - Copyright notice/Declaration of Authorship


14. Results - Findings


Demikianlah pembahasan kali ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Scope and Limitation in Skripsi/Thesis

Scope and Limitation in Skripsi/Thesis

Written by Ari Julianto


Scope and Limitation is a part of CHAPTER I in a skripsi/thesis. This part describes the scope of the study and the limitation which it has. Scope and limitations outline the parameters of a skripsi/thesis.

Scope and limitations is generally a short chapter within a skripsi/thesis, which usually comes after introduction, and objective or hypothesis. It indicates the scale of the skripsi/thesis, and undercuts potential arguments against the strength of the paper.

The scope and limitations chapter is a traditional nod to humility in the piece and a recognition that though the work is comprehensive, it may not be complete. When writing a scope and limitations section of a skripsi/thesis, it's important to be honest and objective. Especially in a skripsi/thesis, which is scrutinized by a panel of experts, a well thought-out scope and limitations description can provide the missing element by recognizing the bounds and shorfalls of a skripsi/thesis.

I. Scope
The scope is going to tell a person exactly what is being discussed in the paper. Scope describes how much of a topic the skripsi/thesis covers. it may be further sub divided into the following parts for example:
- Regarding Respondents (Their age, caste, only to male or female etc.)
- Regarding Area
- Regarding brand/product etc.
 The scope is also limited to what is being addressed and what is not, so there are limitations placed on the scope. It is imperative that one mention what could be discussed and what is being left out due to time, research or other issues,thus creating the limitations on the actual thesis statement.

II. Limitation
If we talk about the limitations then the limitations of the study may be due to the time availability and the cost etc.Limitations include some potential areas where the skripsi/thesis may fall short. Limitation will provide parameters for what will be talked about and what will not be talked about. This is where some of the limitations come in since one has to eliminate what is not part of the "scope" of the paper. It should be an elaborate section that fulfills every question one might have in what the paper will discuss. You may want to break it down to specific categories based on the topic of the paper. Limitation can be its own section and should be right after the scope.
The limitations are going to discuss the drawbacks to the scope and the method the paper uses to discuss the topic. The thesis statement will in part help determine what limitations there are. The method one chooses to elaborate on the thesis statement will also provide some of the limitations.

Example:
This investigation was conducted to determine the status of the teaching of science in the high schools of Province A as perceived by the teachers and students in science classes during the school year 1989-1990. the aspects looked into were the qualifications of teachers, their methods and strategies, facilities forms of supervisory assistance, problems and proposed solutions to problems.

General purpose: To determine the status of the teaching of science.
Subject matter: The teaching of science.
Topics (aspects) studied: Qualifications of teachers. Their methods and strategies, facilities, form of supervisory assistance, problems and proposed solutions to the problems.
Population or universe: teachers and students
Locale of the study: High schools of province A.
Period of the study: School year 1989-1990.

 (taken from any sources)

Hope today's posting will be useful for all of us. Amin.

Hal-hal yang Sering Diabaikan dalam Penulisan Skripsi

      Hal-hal yang Sering Diabaikan dalam Penulisan Skripsi
 


Written by Ari Julianto

Dalam penulisan sebuah skripsi, banyak mahasiswa/i atau dosen pembimbing itu sendiri sering mengabaikan beberapa hal yang menurut saya justru sangat vital untuk menghasilkan isi skripsi yang baik dan benar. Ini terjadi bukan disebabkan ketidaktahuan, akan tetapi bisa jadi disebabkan 'kelalaian'. Berikut ini saya mencoba menyajikan hal-hal yang sering diabaikan para dosen dan mahasiswa dalam penulisan skripsi FKIP Bahasa Inggris berdasarkan dari pengamatan dan pengalaman saya.

1. Singular dan Plural Forms
Berhati-hatilah dengan menulis judul untuk kata benda yang berbentuk singular maupun plural. Seperti yang pernah saya postingkan, kata The Student's ability berbeda dengan The Students' Ability. Termasuk juga apakah pengujian untuk mencari data itu satu test atau lebih. Misalnya,
The Students' Error in Writing English Text, atau
The Students' Errors in Writing English Texts 
 

2. Data dan Datum
 Dua kata ini sering dikacaukan para mahasiswa. Untuk diketahui, Datum adalah bentuk singular dan Data adalah bentuk pluralnya.Jadi
The data is....(salah)
The datas are..(salah)
The data are...(benar)
 

3. Thesis adalah bentuk singular dan bentuk pluralnya adalah Theses.  

4. References dan Bibliographies
Reference berhubungan dengan beragam objek dengan objek lain dalam skala kecil. Reference biasanya digunakan dalam karya tulis, proposal, skripsi, thesis dsb. Bibliographies merupakan referensi khusus hasil karya yang diterbitkan sebagai kompilasi para penulis dan peneliti lainnya. Bibliographies biasanya digunakan dalam buku-buku ilmiah. Namun, belakangan ini sering dipakai dalam skripsi.

 5. Appendix
 Appendix adalah bentuk singular. Bentuk plural dari appendix bisa appendixes atau appendices. Penggunaan bentuk pluralnya tergantung pada hal yang dirujuk. Misalnya jika merujuk pada teks di akhir buku atau artikel, bentuk jamaknya adalah appendices. Jika berkaitan dengan perangkat bisa digunakan appendixes. Namun, tidak ada peraturan yang ketat untuk kedua kata ini.

6. Research Schedule atau Schedule of Research dan bukan Research of Schedule. Kasus yang sama juga terjadi pada Research Design atau Design of Research dan bukan Research of Design (Bukankah Table of Contents? dan bukan Contents of Table).

7. Experimental Research dan bukan Experiment Research. Kasus yang sama juga terjadi pada Developmental Research, Sociological Approach, Educational Research dsb.

8. Kutipan dan gambar ditulis (Davis 1999; Figure 1) dan bukan (Davis 1999)(Figure 1).

9. Tanda titik dan koma dua di atas setelah kutipan “…higher fitness (Lewontin 1976).” dan bukan “…higher fitness. (Lewontin 1976)”

10. Untuk rujukan gambar ditulis (Figure 1) atau (Fig. 1), dan bukan (see Figure 1) dan juga bukan (see Figure 1 attached).

11. Arti Singkatan hanya ditulis saat pertama kali muncul dan bukan berkali -kali misalnya, TOEFL (Test of English as A Foreign Language) selanjutnya cukup hanya menggunakan kata TOEFL. 

12. Terlalu sering menggunakan kata 'I' dan 'We' dalam laporan skripsi. Untuk menghindari ini, disarankan menggunakan kata 'The researcher' atau 'The writer' atau penggunaan kalimat passif jika kedua kata itu sering dipakai.

13.Pengetikan istilah atau kata dan kutipan di luar Bahasa Innggris semestinya diketik bercetak miring (italic).

Hal-hal seperti diatas sajalah yang sering diabaikan para mahasiswa saat penulisan skripsi. Semoga posting kali ini bermanfaat. Amin.

Writing the Abstract

                    Writing the Abstract 
 Written by Ari Julianto

One of the final things a student needs to do is write their Abstract. The Abstract is an important piece of work as it is one of the first things an examiner will look at.

I. Definition
Cooley and Lewkowicz (2003: 112) give this advice on the Abstract:
[The Abstract] is written after the research has been completed and the writer knows exactly what is contained in the body of the text. It is a summary of the text and it informs readers of what can be found in the dissertation and in what order, functioning as an overall signpost for the reader. Although it is the last part of a dissertation to be written, it is generally one of the first a reader will look at. Indeed, if the Abstract is not well written, it may be the only part of the dissertation a reader will look at!

in other words, The abstract is a mini-version of the thesis. It should give a brief summary of the main sections of the paper. In other words, it is a summary of the "information" the thesis contains.

II. Typical structure
Paltridge and Starfield (2007: 155) stated that the abstract typically aims to provide an overview of the study which answers the following questions:
 What was the general purpose of the study?
 What was the particular aim of the study?
 Why was the study carried out?
 How was the study carried out?
 What did the study reveal?

The typical structure of an Abstract, then, is:
 - overview of the study;
 - aim of the study;
 - reason for the study
 - methodology used in the study;
 - findings of the study.

III. Tenses in Abstract
As they point out, there are two ways the student may view their Abstract
a. as a summary of their skripsi or thesis
The first of these will typically use the present simple tense, for example
This thesis examines the articulations of gender, class, and race in a specific sample of films from the 1930s to the 1990s.

b. as a report of the research that was carried out.
This will typically use the past simple tense. For example
This study traced the development of the Women’s Sports Foundation (WSF) in Britain over its first eleven years of operation (1984–1994).

And the present perfect tense. For example
The WSF has moved away from philosophical origins influenced by radical feminism towards a closer alliance with the values and priorities of the sports establishment.

IV. One Space of Two Spaces?

There is no strict rule in writing Abstract whether it should be written in one space or two spaces. But in my opinion, the rule of the space writing depends on the length of the sentences in a paper. If you think that the sentences is too long, it is advisable the Abstract written in one space. On the contrary, if it is written in short sentences, two or double spaces is a choice.

Reference
Cooley, L. and Lewkowicz, J. 2003. Dissertation Writing in Practice: Turning Ideas into Text,
Hong Kong: Hong Kong University Press.
Paltridge,Brian and Sue Starfield. 2007. Thesis and Dissertation Writing in a Second Language. Sydney: Routledge.

Well, hope today's posting will be useful for all of us. Amin.

Citation in Skripsi or Thesis


             Citation  in Skripsi or Thesis
                                     Written by Ari Julianto

Today's posting I would like to discuss about citations  found in a skripsi or thesis. Within academia, different disciplines have their own conventions for citing authors. 

I. Definition and Kinds
The American Heritage Disctionary ofEenglish Language defines citation as follows n. Abbr. cit. 1. The act of citing. 2. a. A quoting of an authoritative source for substantiation. b. A source so cited; a quotation.

There are two kinds of citation found in writing a skripsi, they are
a. In the body of a sentence. For example
According to Holmes and Smith (1986), gender is an important feature in language.

b. In brackets. For example
Gender is an important feature in language (Holmes & Smith, 1986).

There is no rule concerning which citation method – whether citing authors in the body of a sentence or in brackets – is best. Either method is fine. However, it is always useful for the reader to provide variety when citing authors in our assignment. So, try to alternate between these two methods.

II. Reference Verbs
To avoid relying on the same verbs when introducing authors into our sentence, as in the case of “McDonald (1992) says…” or “Anderson (2003) states…”, a list of verbs is provided to add variety to your sentence embedded citations.

agrees- asserts-believes-claims-comments; concedes that-challenges; concludes; compare-defines; delves deeper-describes-examines; explains; explores; echoes-feels; felt that-focuses on-goes further-holds that-insists; includes; identifies-is clear that; was clear on-maintains; mentions-notes-observes-points out; points to-prefers; poses-provides evidence-qualifies-recalls; recounts-refers to-reminds; responds-reports; reveals-says; sees-shows-speaks of-states; suggests-summarises; supports-tells; tells of-touches on-verifies-writes that

III. Two or More authors
If there are two or more authors with the same surname, regardless of year of publication, include their first initials to distinguish the publications.

- In the body of a sentence
According to R. B. Holmes (1995) and J. S. Holmes (1995), management principles underlie many organizational practices.

- In brackets
Management principles underlie many organisational practices (R. B. Holmes, 1995; J. S. Holmes, 1995).

If there are two or more publications written by the same author in the same year, then add the letter “a” immediately after the year of the first publication mentioned in the text, and add the letter “b” after the second, and so on. Ensure the same detail is reflected in your Reference List. For example

McMillan (1992a) illustrates cross-cultural awareness in organisations, while
McMillan (1992b) argues for the significance of gender in cross-cultural awareness.

When stating the same author twice in a single paragraph, the year only needs mentioning the first time in the paragraph (unless it could be confused with another reference, such as in the case of publications written by the same author in the same year). For example

The notion of anger has been debated for centuries (Wilkinson, 1976). Indeed, Wilkinson points out that….

For works with no identifiable date, include n.d. in brackets.Example

The notion of anger has been debated for centuries (Wilkinson, n.d.).

When citing a publication written by three to five authors, for the first text citation, include all names. On subsequent citations, state the first author followed by “et al.”, which is a Latin abbreviation for “et als”,meaning “and others”. Example

- In the body of a sentence
According to Slater et al. (1978, p. 120), it is important to establish the grounds of the argument.

- In brackets
It is important to establish the grounds of the argument (Slater et al. 1978, p. 120).

For works of six or more authors, for all citations, including the fi rst, include the fi rst author’s surname followed by “et al.” In the case of secondary citations, that is when a source you are using cites someone else’s work – which is the work you want to include, but you do not have access to the original document – it is important to acknowledge both the original source and the source you have access to. When documenting both sources in brackets, use “as cited in” before the secondary source. Example

Riechter’s (1984, as cited in Smith, 2003) study highlights how business models offer a framework for understanding commercial mechanisms.

The following examples illustrate the citation style, i.e. the way in which the sources for any quotations should be given:
One author: Name, year of publication. E.g.: (Brusset, 2009), if the source follows a section or Brusset (2009), if the reference is placed inside the text.

Two authors: Names of both authors, year of publication. E.g.: (Gopen and Swan,1990) or Gopen and Swan (1990).

More than two authors: Add "et al." E.g.: (Frizzell et al., 2003) or Frizzell et al.(2003). (Note that all authors have to be listed in the bibliography.)

For different publications by the same author in the same year, use small Arabian letters in addition to the year. E.g.: (Meier, 1990a), (Meier, 1990b) or Meier (1990a), Meier (1990b).

When using a book as a source for quotation, the page number should be included (if a section is based on more than one page, add "f", for more than two pages add "ff"). Independent of the type of source (journal, book etc.), direct quotes should always include a page number. E.g.: (Meier, 1999, pp. 30f) or Meier (1999, pp.30f).

(taken from any sources)
 
Hope today's posting will be useful for all of us. Amien.

Jika Dua Mahasiswa Memiliki Judul Skripsi yang Sama

Jika Dua Mahasiswa Memiliki Judul Skripsi yang Sama

                                                Written by Ari Julianto


Suatu dilema muncul saat sidang seminar digelar dimana pada suatu ketika terdapat dua mahasiswa memiliki judul skripsi atau thesis yang sama. Disini, baik dosen pembimbing maupun prodi saling melempar tanggung jawab.

Sebenarnya, menurut saya jika kedapatan dua mahasiswa memiliki judul skripsi yang sama, kita tidak perlu saling menuding itu kesalahan siapa. Cobalah, sebagai dosen pembimbing atau prodi memberikan solusi terbaik agar semua pihak tidak dirugikan.

Dalam postingan kali ini saya mencoba memberikan solusi bagaimana jika dilema ini terjadi. Berikut solusi yang saya tawarkan.

1. Periksalah dengan benar huruf per huruf, kata per kata apakah kedua judul skripsi tersebut benar-benar 100% sama. Jika ada perbedaan 1 huruf atau 1 kata saja, maka itu tidak bisa dikatakan sama (identical).

2. Jika tetap sama, perhatikan periode tahun akademi  kedua mahasiswa tersebut apakah keduanya berada di tahun ajaran yang sama, misalnya 2011/2012.

3. Jika sama, maka perhatikan identification of the problems, formulation of the problem dan sebagainya. 

4. Jika tetap sama, saya yakin location of the research tidak boleh sama. Disini, para dosen pembimbing dan prodi memberi arahan agar salah seorang dari mereka  harus memilih location of the research yang berbeda.

5. Dengan kata lain, meski judul kedua mahasiswa tersebut sama, namun object penelitian mereka berbeda sehingga hasil dari riset mereka pun tidak akan sama.

6. Satu hal lagi yang perlu diperhatikan adalah, apakah isi Review of Literature kedua mahasiswa tersebut juga sama? jika persis sama, berarti keduanya menjiplak dari sumber skripsi yang sama pula. Disini dosen pembimbing dan prodi harus merombak outline dari Review of Literature kedua mahasiswa tersebut agar tidak sama.

7. Sejak dari awal di mata kuliah seminar on language teaching, dosen diwajibkan menekankan kepada mahasiswa agar tidak menjadi plagiat. Mengutip isi skripsi orang lain diperbolehkan, asal jangan mengutip 100% dari keseluruhannya.

Andaikata tidak ada pilihan lain selain mengganti judul skripsi mereka. Saya menyarankan gantilah judul kedua skripsi mahasiswa tersebut. Jangan salah satu dari mereka. Sebab hal itu akan menimbulkan gap antar semua pihak. Lebih baik keduanya diarahkan sesuai dengan variable yang ada dalam judul skripsi mereka.

Demikianlah pembahasan kita kali ini dan semoga bermanfaat. Amin.

RELATED POSTINGS
http://skripsi-fkip-inggris.blogspot.com/2012/10/unsur-kata-yang-tidak-perlu-di-judul.html
http://skripsi-fkip-inggris.blogspot.com/2012/12/syarat-judul-skripsi-atau-thesis.html
http://skripsi-fkip-inggris.blogspot.com/2012/10/3-model-judul-skripsi-fkip-bhs-inggris.html
http://skripsi-fkip-inggris.blogspot.com/2012/10/metode-penulisan-judul-skripsi-fkip-bhs.html
http://skripsi-fkip-inggris.blogspot.com/2013/04/jika-judul-dan-isi-skripsi-tidak.html
http://skripsi-fkip-inggris.blogspot.com/2013/07/jangan-terjebak-dengan-judul-skripsi.html

Jenis-jenis Desain Ekperimental

Jenis-jenis Desain Ekperimental
                                Written by Ari Julianto



Posting kali ini saya ingin membahas tentang beragam desain penelitian eksperiemntal. Ditinjau berdasarkan tingkat pengendalian variable, desain penelitian eksperimental dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :

a. Desain penelitian pra-eksperimental (Pre-experiment),
b. desain penelitian eksperimental semu (Quasy Experiment), dan
c. desain penelitian eksperimental sungguhan (True Experiment).



1.Desain penelitian pra-eksperimental (Pre-experiment)
Desain penelitian pra-eksperimental ada tiga jenis yaitu
1) one-shot case study, 2) one-group pre-post test design, dan 3) static group design sebagaimana menurut Suryabrata (2000 : 55), Fraenkel dan Wallen (2008: 265).

a. One-shot case study
Prosedur desain penelitian one-shot case study adalah sebagai berikut. Sekolompok subjek dikenai perlakuan tertentu (sebagai variable bebas) kemudian dilakukan pengukuran terhadap variable bebas. Desain penelitian ini secara visual seperti berikut

SUBJECT        PRE        TREATMENT       POST
1 GROUP           -                 X                       0

b. One group pretest-posttes design
Prosedur desain penelitian ini adalah :
a) dilakukan pengukuran variable tergantung dari satu kelompok subjek (pretest),
b) subjek diberi perlakuan untuk jangka waktu tertentu (exposure),
c) dilakukan pengukuran ke-2 (posttest) terhadap variable bebas, dan
d) hasil pengukuran prestest dibandingan dengan hasil pengukuran posttest. Prosedur one group pretest-posttest design dapat digambarkan seperti berikut

SUBJECT         PRE       TREATMENT      POST
1 GROUP           0                    X                   0

c. Static Group Comparison
Desain ketiga adalah static group comparison yang merupakan modifikasi dari desain b. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih sebagai objek penelitian. Kelompok pertama mendapatkan perlakuan sedang kelompok kedua tidak mendapat perlakuan. Kelompok kedua ini berfungsi sebagai kelompok pembanding / pengontrol. Desainnya adalah sebagai berikut

SUBJECT                 PRE         TREATMENT     POST
EXPERIMENTAL       0                    X                   0
CONTTROL              -                      -                   0

2. Desain penelitian eksperimen semu (quasy-experiment)
Desain penelitian eksperimen semu berupaya mengungkap hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol dan kelompok ekperimen tetapi pemilihan kedua kelompok tersebut tidak dilakukan secara acak (Nursalam, 2003 : 89). Kedua kelompok tersebut ada secara alami. Desain penelitian jenis ini dapat digambarkan sebagai berikut

SUBJECT              PRE       TREATMENT      POST
EXPERIMENTAL    0                  X                    0
CONTTROL            0                 -                      0

3. Desain eksperimen sungguhan (true-experiment)
Desain ini memiliki karakteristik dilibatkannya kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang ditentukan secara acak. Ada tiga jenis desain penelitian yang termasuk desain eksperimental sungguhan , yaitu :
1) pasca-tes dengan kelompok eksperimen dan control yang diacak,
2) pra-tes dan pasca-tes dengan kelompok eksperimen dan kontrol yang diacak, dan
3) gabungan desain pertama dan kedua.

(1) Pasca-tes dengan pemilihan kelompok secara acak
Pada rancangan ini kelompok eksperimen diberi perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak. Pengukuran hanya diberikan satu kali yaitu setelah perlakuan diberikan kepada kelompok eksperimen. Desaian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

SUBJECT               PRE       TREATMENT     POST
EXPERIMENTAL     -                    X                   0
CONTTROL             -                   -                     0

(2) Pra dan pasca tes dengan pemilihan kelompok secara acak
Dalam rancangan ini ada dua kelompok yang dipilih secara acak. Kelompok pertama diberi perlakuan (kel. Ekperimen) dan kelopok kedua tidak diberi perlakuan (kel. Kontrol). Observasi atau pengkukuran dilakukan untuk kedua kelompok baik sebelum maupun sesudah pemberian perlakuan. Desain ini dapat digambarkan berikut ini.

SUBJECT              PRE       TREATMENT      POST
EXPERIMENTAL     0                  X                    0
CONTTROL            0                   -                    0

(3) Desain Solomon
Desain yang merupakan penggabungan dari desain 1) dan desain 2) disebut desain Solomon atau Randomized Solomon Four-Group Design. Ada empat kelompok yang dilibatkan dalam penelitian ini : dua kelompok kontrol dan dua kelompok eksperimen. Pada satu pasangan kelompok eskperimen dan kontrol diawali dengan pra-tes, sedangkan pada pasangan yang lain tidak. Gambar dari desain Solomon adalah sebagai berikut.

SUBJECT                 PRE       TREATMENT          POST
EXPERIMENTAL1     -                  X                         0
CONTTROL1             -                  -                          0
EXPERIMENTAL2     0                 X                         0
CONTTROL2            0                  -                          0

Referensi
Suryabrata, Sumadi. 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Fraenkel, Jack R. and Norman E. Wallen. 2008. How to Design and Evaluate Research in Education. New York: McGraw-Hill.

Demikianlah pembahasan kali ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...