Ari Julianto says:


You may copy and share the contents in my blog, but please cite my blog address as your reference. I only accept the comments that relate to the postings in this blog. For private and personal issues, you may contact me at
mr.ari69@gmail.com

Conceptual Vs Theoretical Frameworks

Conceptual Vs Theoretical Frameworks
                                                   
                                   Written by Ari Julianto


Masih banyak mahasiswa yang belum mampu membedakan antara Theoretical Framework (Kerangka Teori) dengan Conceptual Framework (Kerangka Konsep). Memang, istilah dua kerangka kerja ini cukup membingungkan bagi para pemula. Selain itu, mispersepsi dan misinterpretasi terhadap kedua istilah ini kerap mengacaukan struktur skripsi/thesis. Bahkan dosen pembimbing sendiri kurang mengerti arti dan fungsi dari kedua istilah ini.


Ada pro dan kontra perihal definisi dua istilah kerangka ini. Di satu pihak mengatakan keduanya adalah sama, dan sebaliknya ada yang mengatakan keduanya berbeda. Dalam postingan kali ini saya mencoba memberikan penjelasan kedua istilah tersebut.

Dalam definisi Jack C. Richards and Richard Schmidt (2002)
concept n the general idea or meaning which is associated with a word or symbol in a person’s mind. Concepts are the abstract ideas inferred or derived from specific instances.
theory n 1. a statement of a general principle or set of propositions, based upon reasoned argument and supported by evidence, that is intended to explain a particular fact, event, or phenomenon. One view of the difference between a theory and a HYPOTHESIS is that a theory is more strongly supported by evidence than a hypothesis. 2 the part of a science or art that deals with general ) principles and methods as opposed to practice: a set of  rules or principles of the study of a subject.

Dari definisi diatas jelas diartikan concept adalah arti atau gagasan umum dalam pikiran seseorang yang dapat dituangkan dalam kata ataupun simbol secara abstrak. Sedangkan theory adalah pernyataan seperangkat prinsip-prinsip umum untuk menjelaskan suatu fenomena tertentu yang didasari pada bukti atau fakta yang ada. Keduanya sama-sama menjelaskan gagasan sistematik terhadap suatu fenomena yang sedang diteliti.

Camp (2001) membedakan keduanya sebagai berikut A conceptual framework is a structure of what has been learned to best explain the natural progression of a phenomenon that is being studied. Comparatively, theoretical frameworks are  explanations about the phenomenon.

Menurut Camp, jika menjelaskan struktur fenomena yang sudah dipelajari itulah conceptual sedangkan penjelasan terhadap fenomena itu sendiri disebut theoretical. Lebih lanjut, Marriam (2001) menambahkan theoretical framework provides the researcher the lens to view the world.Denga kata lain theoretical framewwork lebih luas daripada conceptual framework.

Dari uraian diatas dapat dijelaskan, Conceptual framework merupakan gagasan si peniliti tentang bagaimana masalah riset itu akan dieskplorasi. Itu semua akan dijabarkan secara mendalam dan luas dalam Theoretical framework. Dalam conceptual dijelaskan juga hubungan antara kedua variable yang diteliti. conceptual framework dapat juga disebut Research Paradigm.

Conceptual Framework merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa factor yang dianggap penting untuk masalah. Sehingga Conceptual framework itu akan membahas saling ketergantungan antar variable yang dianggap perlu untuk melengkapi dinamika situasi atau hal–hal yang diteliti.

Penyusunan Conceptual framework akan membantu kita untuk membuat hipotesis, menguji hubungan tertentu dan membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penemuan dengan teori yang hanya dapat diamati atau diukur melalui variable. Oleh karena itu, dalam menyusun sebuah Conceptual framework, peneliti hendaknya memahami variable konsep yang hendak diukur.

Conceptual framework juga berperan untuk mengidentifikasi jaringan hubungan antar variable yang dianggap penting bagi masalah yang sedang diteliti. Dengan demikian, sangatlah penting untuk memahami apa arti variable dan apa saja jenis variable yang ada yang berkaitan dengan konsep dari masalah yang ditelit tersebut.

Sedangkan Theoretical framework pembahasannya secara meluas terhadap hal-hal yang tengah diteliti oleh si peniliti berdasarkan teori-teori dan hasil temuan yang pernah ada sebelumnya. Ia berupa seperangkat gagasan/konsep, definisi–definisi dan proposisi–proposisi yang berhubungan satu sama lain yang menunjukkan fenomena–fenomena yang sistematis dengan menetapkan hubungan – hubungan antara variable–variable dengan tujuan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena–fenomena tersebut.

Kesimpulan
1. Theoretical Framework lebih luas dari Conceptual Framework
2. Conceptual Framework berisikan gagasan si peniliti
3. Theoretical Framework berisikan teori-teor para peneliti sebelumnya,
4. Tenses pada Conceptual Framework bisa berbentuk present atau future,
5. Tenses pada Theoretical Framework bisa berbentuk past tense atau present tense.
6. Conceptual Framework berfungsi menjelaskan variable yang diteliti,
7. Theorical Framework berfungsi mendukung konsep yang sudah dibuat dalam penelitian.

Ibarat ingin memasuki sebuah ruang di gua yang berisikan harta karun, kita harus punya konsep untuk dapat memasukinya dengan aman (conceptual framework). Rancangan tersebut kemudian kita terapkan dan ketika kita sudah berada di dalam gua tersebut, tinggal kita memilih dan memilah mana harta yang berguna dan menguntungkan kita berdasarkan ilmu dan teori yang ada (theoretical framework).

Reference
Camp, W. G. 2001. Formulating and evaluating theoretical frameworks for career and technical education research. Journal of Vocational Education Research, 26(1).

Marriam, S. B. 2001. Qualitative Research and Case Study Applications in Education. San Francisco: Jossey-Bass Publishers.

Jack C. Richards and Richard Schmidt. 2002. Longman Dictionary of Language Teaching and Applied Linguistics. London. Pearson Education Limited.

Demikianlah postingan saya kali ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Types of Action Research

            Types of Action Research

Written by Ari Julianto

There are different types of action research that depend upon the participants involved. A plan of research can involve a single teacher investigating an issue in his or her classroom, a group of teachers working on a common problem, or a team of teachers and others focusing on a school- or district-wide issue.

1. Individual teacher research
This type usually focuses on a single issue in the classroom. The teacher may be seeking solutions to problems of classroom management, instructional strategies, use of materials, or student learning. Teachers may have support of their supervisor or principal, an instructor for a course they are taking, or parents. The problem is one that the teacher believes is evident in his or her classroom and one that can be addressed on an individual basis. The research may then be such that the teacher collects data or may involve looking at student participation. One of the drawbacks of individual research is that it may not be shared with others unless the teacher chooses to present findings at a faculty meeting, make a formal presentation at a conference, or submit written material to a listserv, journal, or newsletter. It is possible for several teachers to be working concurrently on the same problem with no knowledge of the work of others.
Focus: Single classroom issue
Possible support needed: Coach/mentor; Access to technology; Assistance with data organization and analysis
Potential impact: Curriculum; Instruction; Assessment
Side effects: Practice informed by data; Information not always shared

2. Collaborative action research
This type may include as few as two teachers or a group of several teachers and others interested in addressing a classroom or department issue. This issue may involve one classroom or a common problem shared by many classrooms. These teachers may be supported by individuals outside of the school, such as a university or community partner. The LAB at Brown has just such a relationship with several teams.
Focus: Single classroom or several classrooms with common issue
Possible support needed:Substitute teachers; Release time; Close link with administrators
Potential impact: Curriculum; Instruction; Assessment; Policy
Side effects: Improved collegiality; Formation of partnerships

3. School-wide research
This type focuses on issues common to all. For example, a school may have a concern about the lack of parental involvement in activities, and is looking for a way to reach more parents to involve them in meaningful ways.Or, the school may be looking to address its organizational and decision-making structures. Teams of staff from the school work together to narrow the question, gather and analyze the data, and decide on a plan of action. An example of action research for a school could be to examine their state test scores to identify areas that need improvement, and then determine a plan of action to improve student performance.
Focus: School issue, problem, or area of collective interest
Possible support needed: School commitment; Leadership; Communication; External partners
Potential impact: Potential to impact school restructuring and change; Policy; Parent involvement; Evaluation of programs
Side effects: Improved collegiality;collaboration,and communication;Team building; Disagreements on process

4. District-wide research
This type is far more complex and utilizes more resources, but the rewards can be great. Issues can be organizational, community-based, performance-based, or processes for decision-making. A district may choose to address a problem common to several schools or one of organizational management. Downsides are the documentation requirements (communication) to keep everyone in the loop, and the ability to keep the process in motion. Collecting data from all participants needs a commitment from staff to do their fair share and to meet agreed-upon deadlines for assignments. On the positive side, real school reform and change can take hold based on a common understanding through inquiry. The involvement of multiple constituent groups can lend energy to the process and create an environment of genuine stakeholders.
Focus: District issue; Organizational structures
Possible support needed: District commitment; Facilitator; Recorder; Communication; External partners
Potential impact: Allocation of resources; Professional development activities; Organizational structures; Policy
Side effects: Improved collegiality, collaboration,and communication; Team building; Disagreements on process;Shared vision.

(Taken from various sources)
Hope today's posting will be useful for all of us. Amien.

Sumber Masalah Penelitian

             Sumber Masalah Penelitian

Written by Ari Julianto


Langkah awal dari suati penulisan skripsi atau thesis adalah menemukan masalah. Sebenarnya tidak ada kaidah pasti untuk menemukan suatu masalah, tetapi ada beberapa saran yang bermanfaat dalam memilih masalah penelitian.Lebih ringkasnya saya sajikan sebagai berikut.


1. Pengalaman pribadi
    Pengalaman merupakan salah satu sumber yang paling berguna dalam pengambilan suatu masalah sebab dikembangkan dari pengalamn peneliti sendiri sebagai praktisi kependidikan.

2. Teori pendidikan dan teori tingkah laku.
    Suatu teori yang menyangkut prinsip umum, yang kelayakannya untuk diterapkan pada pendidikan masih belum bisa terbukti, sebelum prinsip tersebut dilakukan secara empiris.

3. Literatur Terkait
         Literatur terkait dapat diambil melalui bacaan laporan-laporan penelitian yang pernah dilakukan, baik berupa skripsi, tesis, desertasi, atau yang pernah di publikasikan dalam buku.

4. Masalah di Minat dan Profesi
    Mengidentifikasi lingkup masalah yang luas yang berhubungan dengan minat dan profesinya, selanjutnya memilah atau mengambil permasalahan dari lingkup tersebut.

5. Masalah yang Muncul saat Praktik Mengajar
    Ketika mahasiswa melakukan praktik mengajar yang istiliahnya KKN atau PPL, di sana muncul banyak permasalahan di dalam kelas, sekolah, atau masyarakat.

6. Perubahan teknologi
    Teknologi akan terus berubah dan berkembang. Banyak para siswa memiliki ketergantungan pada teknologi canggih. Dengan media ini, mahasiswa bisa menjadikannya sebagai ide untuk permasalahan.

7. Konsultasi
    Konsultasi dengan instruktur kursus, penasehat/ pembimbing, atau profesor utama dapat mendorong untuk menemukan suatu masalah penelitian. 

Ruang Lingkup FKIP 
Khusus untuk ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris, ruang lingkup masalah untuk diangkat sebagai judul skripsi bisa diperoleh dari sumber sebagai berikut.

1. Program  pengajaran, teks/ bahan kajian, alat pendukung pengajaran
2. Pengajaran dengan media
3. Modifikasi abjad, awal mengajar abjad
4. Mengajar secara team
5. Evaluasi pelajaran– pelaporan ke orang tua
6. Peraturan siswa / kendali
7. Evaluasi pelajaran, praktek,filosofi
8. Pekerjaan rumah kebijakan dan praktek
9. Darmawisata
10. Gedung sekolah dan fasilitas
11. Program ekstrakurikuler
12. Aktifitas siswa di luar sekolah
13. Aktifitas guru di luar sekolah
14. Linguistik
15. Pendekatan mengajar/belajar
16. Teknik mengajar/belajar
17. Metode mengajar/belajar
18. Gaya mengajar/belajar
19. Strategi mengajar/belajar
20. Laboratorium bahasa 
21. Moral guru/siswa
22. Motivasi guru/siswa
23. Organisasi bidang pendidikan 
24. Pendidikan luar sekolah
25. Peraturan dan kebijakan sekolah
   
Kesimpulannya adalah, gunakan pikiran dan nalar Anda sebagai seorang pengajar, pendidik atau peneliti untuk melihat sesuatu. Membiasakan diri untuk menganilisa sesuatu yang kita lihat dapat menuntun kita menjadi penulis skripsi/thesis yang berhasil.

(Diambil dari berbagai sumber)
Semoga pembahasan kali ini bisa bermafaat. Amien.

Jika Judul dan Isi Skripsi Tidak Nyambung

Jika Judul dan Isi Skripsi Tidak Nyambung



                                Written by Ari Julianto



Dalam posting kali ini saya mencoba mengangkat suatu dilema yang dihadapi mahasiswa dalam penyusunan skripsi. Dilema ini bisa saja terjadi 50 : 1 dari mahasiswa saat melakukan penulisan skripsi. Dilema tersebut adalah 'antara judul dengan isi tidak saling berkaitan'.

Misalnya saja, judul skripsi mahasiswa tersebut adalah The Effect of Using Android Device on the Students' ability in mastering Vocabulary. Akan tetapi isi dari skripsi yang ditampilkan khususnya Chapter III Method of Research (dalam proposal) dan Chapter IV Data Collection and Analysis (dalam laporan riset) mengarah kepada Students' Ability. Mengapa ini bisa terjadi?

Ada beberapa faktor penyebab mengapa dilema ini bisa terjadinya, antara lain
(1) Faktor Kesengajaan
Maksudnya, si mahasiswa mengetahui bahwa setelah dia melakukan pra-riset, ternyata dia bakal menghadapi banyak kendala. Oleh sebab itu, dia sengaja menampilkan isi dari proposal atau laporan risetnya ke jenis riset yang lebih mudah baginya. Hal ini dia lakukan dengan harapan nantinya judul yang sebelumnya diajukan akan diarahkan oleh dosen pembimbingnya ke judul yang lebih tepat sesuai dengan isi proposal atau laporan risetnya.

(2) Faktor Ketidak-sengajaan
Maksudnya, si mahasiswa sama sekali tidak memahami methodology of research sehingga dia tidak mengetahui jenis penelitian apa yang dia lakukan. Bagi dirinya, semua peneilitian itu adalah sama sehingga dia menggunakan jenis penelitian yang selama ini dia ketahui saja. Dalam faktor ketidak-sengajaan ini, mahasiswa bisa juga mengalami kesalahan diakibatkan merujuk pada contoh skripsi sebelumnya tanpa diketahuinya bahwa skripsi tersebut salah.

Apa yang harus dilakukan jika dilema ini terjadi? Menurut saya, ada dua gendang pukulannya.
a. Mempertahanikan judul
b. Mempertahankan isi

a. Jika mempertahankan judul, maka si mahasiswa bersangkutan harus merombak semua isi di Chapter III Method of Research (dalam proposal) dan Chapter IV Data Collection and Analysis (dalam laporan riset. Namun, jika sudah terlanjur dilakukan penelitian untuk Chapter IV bagaimana? Nah disinilah peran dosen pembimbing untuk jeli dan teliti di saat skripsi tersebut masih dalam format proposal. Jika sudah dilakukan penelitian, menurut saya si mahasiswa tidak bersalah justru yang salah dalam hal ini adalah kelalaian si dosen pembing tersebut.

b. Jika mempertahankan isi, maka urusannya tidak serumit mempertahkan judul. Mahasiswa tersebut langsung meminta judul yang tepat kepada dosen pembimbing untujk menggantikan judul yang lama. Disini suah tentu tidak perlu perombakan isi baik itu di Chapter II ataupun Chapter IV.

Memang dilema ini sangat jarang terjadi, akan tetapi masalah ini bisa jadi tengah dialami para mahasiswa. Untuk itu, sinkronisasi antara mahasiswa dan dosen dalam hal ini sangat diperlukan. Ketelitian snagt dibutuhkan sehingga tidak ada saling tuding menuding siapa yang salah jika terlanjur sudah disajikan di Meja Hijau (Sidang Skripsi).

Demikianlah pembahasan dari saya kali ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin.

RELATED POSTINGS

http://skripsi-fkip-inggris.blogspot.com/2013/05/jika-dua-mahasiswa-memiliki-judul.html
http://skripsi-fkip-inggris.blogspot.com/2013/07/jangan-terjebak-dengan-judul-skripsi.html
http://skripsi-fkip-inggris.blogspot.com/2012/10/unsur-kata-yang-tidak-perlu-di-judul.html
http://skripsi-fkip-inggris.blogspot.com/2012/12/syarat-judul-skripsi-atau-thesis.html
http://skripsi-fkip-inggris.blogspot.com/2012/10/3-model-judul-skripsi-fkip-bhs-inggris.html
http://skripsi-fkip-inggris.blogspot.com/2012/10/metode-penulisan-judul-skripsi-fkip-bhs.html

Kendala Utama Mahasiswa dalam Penulisan Skripsi

Kendala Utama Mahasiswa dalam Penulisan Skripsi


Written by Ari Julianto



Dalam posting-an kali ini saya mencoba mengangkat suatu tema yang memang harus diperhatikan oleh para mahasiswa maupun dosen pembimbing dan mereka-mereka yang terlibat dalam penulisan skripsi/thesis.

Sebagaimana kita ketahui penulisan skripsi merupakan wahana bagi para mahasiswa untuk dapat mengekspresikan seluruh kemampuannya dan mengaktualisasikan diri mereka. Penulisan skripsi dapat juga digunakan sebagai wahana praktis menunjukkan kemampuannya secara kumulatif, baik pemahaman mahasiswa tentang berbagai bekal sebagai calon guru maupun kemampuan dan keterampilan menulis karya ilmiah.

Dari pengalaman yang saya peroleh di lapangan di berbagai universitas, pada prinsipnya permasalahan dan kendala mahasiswa dalam penulisan skripsi/thesis adalah sama. Saya membagi kendala para mahasiswa dalam penulisan skripsi berdasarkan tahapan proses.

Tahap Awal
1. Tidak terbiasa menulis karya ilmiah
2. Masih harus menyelesaikan mata kuliah akhir (semester 8)
3. Masih ada mata kuliah yang belum diambil
4. Kurang memahami judul skripsi
5. Kurang menguasai methodology of research
6. Dana yang terbatas
7. Lamanya proses seminar skripsi

Tahap Proses
1. Kurangnya buku–buku referensi yang fokus
2. Takut bertemu dosen pembimbing
3. Kurang terbiasa dengan sistem kerja terjadwal
4. Sulit menyesuaikan diri dengan dosen pembimbing skripsi
5. Bingung dalam mengembangkan teori
6. Kesulitan mengolah data
7. Kurang menguasai data yang dituangkan dalam tabel
8. Waktu penelitian yang terbatas

Tahap Akhir
1. Minimnya waktu bimbingan
2. Kurang koordinasi dan kesamaan persepsi antara pembimbing 1 dan pembimbing 2
3. Dosen kurang memahami methodology of research
4.Tidak tersedianya standar penulisan skripsi sebagai acuan pokok (beberapa sudah ada)
5.Terlalu banyak pihak yang mencampuri pengeditan skripsi mahasiswa (diluar dosen pembimbing)
 
Dari sejumlah kendala yang saya sajikan di atas, dapat disimpulkan bahwa kendala para mahasiswa dalam penulisan skripsi tersebut bukan saja berasal dari diri mahasiswa itu sendiri. Sebenarnya, banyak pihak yang justru di luar diri si mahasiswa itu yang menjadi kendala dan menghambat proses penulisan skripsi tersebut.

Kita semua, baik yang sudah S1, S2, dan doktoral lainnya, pernah mengalami apa yang tengah dialami para mahasiswa sekarang. Siapa yang tidak ingin skripsi/thesis-nya lancar tanpa ada kendala? Tapi itu semua tergantung dari diri si mahasiswa yang bersangkutan dan pihak-pihak yang terlibat dalam proses penulisan skripsi baik langsung maupun tidak.

Demikianlah pembahasan kita untuk posting kali ini. Semoga bermanfaat. Amin.

Methods of Data Analysis in Qualitative Research

Methods of Data Analysis in Qualitative Research



Written by Ari Julianto (quoted from Donald Ratcliff)

 Today's posting I would like to  describe a bit about methods of data analysis in qualitative research. the methods mostl;y taken from Donald Ratcliff.


1. Typology - a classification system, taken from patterns, themes, or other kinds of groups of data. (Patton pp. 393,398) John Lofland & Lyn Lofland Ideally, categories should be mutually exclusive and exhaustive if possible, often they aren't.

2. Taxonomy (See Domain Analysis - often used together, especially developing taxonomy from a single domain.) James Spradley. A sophisticated typology with multiple levels of concepts. Higher levels are inclusive of lower levels.

3. Logical Analysis/Matrix Analysis An outline of generalized causation, logical reasoning process, etc.Use flow charts, diagrams, etc. to pictorially represent these, as well as written descriptions.

4. Quasi-statistics (count the # of times something is mentioned in field notes as very rough estimate of frequency). Often enumeration is used to provide evidence for categories created or to determine if observations are contaminated.

5. Event Analysis/Microanalysis (a lot like frame analysis). Emphasis is on finding precise beginnings and endings of events by finding specificboundaries and things that mark boundaries or events. Specifically oriented toward film and video. After find boundaries, find phases in event by repeated viewing.

6. Metaphorical Analysis (usually used in later stages of analysis). Try on various metaphors and see how well they fit what is observed. Can also ask participant for metaphors and listen for spontaneous metaphors. "Hallway as a highway." Like highway in many ways: traffic, intersections, teachers as police, etc.

7. Domain Analysis (analysis of language of people in a cultural context). Describe social situation and the cultural patterns within it. Semantic relationships.Emphasize the meanings of the social situation to participants. Interrelate the social situation and cultural meanings.

8. Discourse analysis (linguistic analysis of ongoing flow of communication). Usually use tapes so they can be played and replayed. Several people discussing, not individual person specifically. Find patterns of questions, who dominates time and how, other patterns of interaction.

9. Semiotics (science of signs and symbols, such as body language). Determine how the meanings of signs and symbols is constructed. Assume meaning is not inherent in those, meaning comes from relationships with other things. Sometimes presented with a postmodernist emphasis.

10.  Content Analysis (not very good with video and only qualitative in development of
categories - primarily quantitative) (Might be considered a specific form of typological
analysis). Look at documents, text, or speech to see what themes emerge. What do people talk
about the most? See how themes relate to each other. Find latent emphases, political view
of newspaper writer, which is implicit or look at surface level - overt emphasis.

11. Narrative Analysis (study the individual's speech). Overlaps with other approaches. (Is it distinctive?) Discourse analysis looks at interaction, narrative is more individual). The story is what a person shares about self. What you choose to tell frames how you will be perceived. Always compare ideas about self. Tend to avoid revealing negatives about self. Might study autobiographies and compare them.

Hope today's posting will be useful for all of us. Amien.

RELATED POSTINGS
http://skripsi-fkip-inggris.blogspot.com/2012/10/metode-dan-pengumpulan-data.html
http://skripsi-fkip-inggris.blogspot.com/2013/07/presenting-data-visually.html
http://skripsi-fkip-inggris.blogspot.com/2013/06/data-nominal-ordinal-rasio-dan-interval.html
http://skripsi-fkip-inggris.blogspot.com/2013/06/data-primer-dan-sekunder.html
http://skripsi-fkip-inggris.blogspot.com/2013/06/data-kuantitatif-dan-kualitatif.html
http://skripsi-fkip-inggris.blogspot.com/2013/01/apa-itu-data.html
http://skripsi-fkip-inggris.blogspot.com/2013/07/data-collection-procedure-written-by.html

Guide Questions to Library Research

Guide Questions to Library Research


                                                 Written by Ari Julianto





Making Your Plan
Consider:
- How detailed will your research have to be?
- How long does your paper have to be?
- What subject areas are involved?
- What types of information/resources are needed?
- Where will you find your resources?

Developing Your Search
Actions:
- Get familiar with your campus library
- Talk to library staff
- Find out what resources you can get from your library
- Choose a topic and have it approved by your instructor
- Select your information resources

Identifying Resources
- Reference Resources
- Books
- Scholarly and Professional Journals
- Popular Magazines
- Newspapers
- Internet Resources
- Audio, Visual, and Non-Print Resources

Gathering Information
Reference Sources:
- Library Catalog
- Other Library Catalogs
Scholarly and Popular Journals

Ebooks
- Access internet to find the related ebooks

Evaluating Your Resources
- Who is the author?
– Check the author’s credentials
- What audience was it written for?
- Is the information current and/or biased?
- Is the level of the information appropriate for your project?
- Is there is a list of references and bibliography cited by the author?

Well, hope today's posting will be useful for all of us. Amien.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...